@thesis{thesis, author={Dermawan Muhammad Ilham Rizqi}, title ={GAMBARAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR PEKERJAAN DENGAN KELUHAN KELELAHAN KERJA PADA OPERATOR CONTAINER CRANE (CC) DI TERMINAL PETIKEMAS NILAM}, year={2022}, url={http://repository.unusa.ac.id/9377/}, abstract={Terminal Petikemas Nilam merupakan salah satu area operasional PT Pelindo Terminal Petikemas yang memiliki 2 wilayah yakni Nilam Multipurpose (bongkar muat petikemas domestik) dan Nilam Konvensional (layanan kargo umum, curah cair dan kering). Aktivitas bongkar muat yang memiliki risiko bahaya tinggi terutama yang melibatkan alat container crane sehingga para operator harus fokus selama bekerja, hal ini bisa menimbulkan beban kerja secara mental yang tinggi yang dapat memicu terjadinya kelelahan kerja. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan faktor individu dan faktor pekerjaan dengan keluhan kelelahan kerja pada operator container crane di Terminal Petikemas Nilam. Metode penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yang melibatkan 24 operator container crane sebagai sampel penelitian. Data terkait karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan diperoleh dari hasil wawancara responden, sedangkan data terkait keluhan kelelahan kerja diperoleh dari pengukuran menggunakan kuesioner IFRC, dan beban kerja mental diperoleh dari pengukuran menggunakan kesioner NASA-TLX. Hasil penelitian menunjukkan kategori keluhan kelelahan kerja pada operator container crane sebagian besar berada pada kategori sedang (54,2%). Operator yang berusia 26-35 tahun sebesar (33,3%) mengalami keluhan kelelahan kategori sedang. Operator dengan masa kerja 6-10 tahun dan >10 tahun, lebih cenderung mengalami kelelahan kerja kategori sedang. Sebanyak 11 operator (45,8%) yang mengalami beban kerja secara mental merasakan keluhan kelelahan kerja dengan kategori sedang. Oleh karena itu diharapkan perusahaan dapat meningkatkan kegiatan monitoring dan evaluasi penilaian terhadap keluhan kelelahan kerja pada operator container crane. Hal tersebut dapat dijadikan sebuah program rutin untuk mengidentifikasi sejak awal risiko keluhan kelelahan kerja yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja pada pekerja} }