@thesis{thesis, author={KESA Maksimilian}, title ={Pembelajaran Pola Ritme Leku Sene Pada Siswa-Siswi Kelas IX SMPK St. Yosef Noemuti Kabupaten Timor Tengah Utara Melalui Metode Meniru}, year={2014}, url={http://repository.unwira.ac.id/9647/}, abstract={Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya memperkenalkan Leku Sene yang menjadi salah satu seni etnik dari suku Dawan, tepatnya di Kabupaten Timor Tengah Utara, lebih khusus lagi di Kecamatan Noemuti, kepada siswa-siswi kelas IX yang dalam kurikulumnya memberi ruang bagi pembelajaran tentang seni budaya. Permasalahan yang diangkat dalam tulisan ini yakni bagaimana proses memperkenalkan pukulan/pola ritme Leku Sene kepada siswa-siswi kelas IX SMPK St. Yosef Noemuti melalui pendekatan meniru dan apa kesulitan atau kendala siswa dalam mempelajari pola ritme Leku Sene dan bagaimana upaya mengatasinya. Adapun tujuan dari penelitian ini yakni untuk mendeskripsikan proses guru memperkenalkan ragam pukulan Leku Sene kepada siswa-siswi, mengetahui kesulitan/kendala siswa dalam mempelajari pola ritme Leku Sene dan bagaimana upaya/solusi untuk menjawabi permasalahan tersebut. Penelitian ini bersifat kualitatif, dengan metode tindakan kelas. Data-data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi audio visual untuk diolah dan dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan guru dalam memperkenalkan pola ritme Leku Sene kepada siswa-siswi kelas IX SMPK St.Yosef Noemuti dilakukan melalui langkah-langkah yang meliputi: guru menginformasikan ragam pukulan Leku Sene yang terdiri dari tiga ragam pukulan dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Selanjutnya guru mermberikan contoh ragam pukulan pertama yaitu pada gong pertama (ki ko) untuk ditiru siswa secara perorangan di bawah bimbingan guru sampai mereka menguasai pola ritmenya. Langkah berikutnya guru memperkenalkan pola ritme kedua yaitu pada gong kedua (to to?o), setelah itu pola ritme ketiga yaitu pada gong ketiga (kbolo), dan yang berikutnya adalah pola ritme gendang. Proses ini dilakukan berulang-ulang dan siswa yang kesulitan dibantu dan diarahkan guru melalui contoh dengan lebih pelan sampai mereka menguasai pukulan atau pola ritmenya walaupun masih belum sempurna. Setelah setiap siswa menguasai semua pola ritme tersebut di atas, mereka lalu digabungkan untuk menabuh bersama.} }