@thesis{thesis, author={da Silva Theodora Emanuella}, title ={Korelasi kadar gula darah dengan rasio neutrofil limfosit sebagai penanda diabetes melitus pada lanjut usia}, year={2019}, url={http://repository.wima.ac.id/20670/}, abstract={Latar Belakang: Diabetes melitus merupakan suatu penyakit metabolik yang kronis dengan karakteristik kadar gula darah yang tinggi akibat kelainan sekresi insulin oleh pankreas, kerja insulin atau keduanya. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, pasien diabetes melitus didominasi oleh kelompok lanjut usia. Penegakan diagnosis diabetes melitus membutuhkan pemeriksaan yang mahal dan tidak dimiliki oleh semua laboratorium terutama fasilitas pelayanan primer. Beberapa jurnal menyebutkan bahwa rasio neutrofil limfosit dapat digunakan sebagai alternatif penanda bagi penegakan diagnosis diabetes melitus. Tujuan: Untuk mengetahui korelasi antara kadar gula darah dengan rasio neutrofil limfosit sebagai penanda diabetes melitus pada lansia. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan wawancara, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil: Sebanyak 53 responden diikutsertakan dalam penelitian ini, dengan proporsi subjek perempuan sebanyak 32 (60,4%). Rerata usia responden yaitu 76,0 ± 7,29 tahun. Didapatkan korelasi yang tidak bermakna antara kadar gula darah puasa dengan rasio neutrofil limfosit pada lansia (p=0,161; r=0,195). Selain itu, didapatkan korelasi yang tidak bermakna antara kadar gula darah 2 jam post prandial dengan rasio neutrofil limfosit pada lansia (p=0,595; r=0,075). Sedangkan, antara kadar HbA1c dengan rasio neutrofil limfosit pada lansia terdapat korelasi yang juga tidak bermakna (p=0,873; r=-0,023) Simpulan: Terdapat korelasi yang tidak bermakna antara kadar gula darah dengan rasio neutrofil limfosit sebagai penanda diabetes melitus pada lansia.} }