@thesis{thesis, author={Stefanie Apriliana }, title ={Pengaruh penambahan tepung tulang ikan tuna terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik kerupuk}, year={2017}, url={http://repository.wima.ac.id/id/eprint/9942/}, abstract={Kerupuk merupakan makanan populer dan disukai di Indonesia mulai dari kalangan anak – anak hingga dewasa. Kerupuk adalah merupakan produk makanan kering yang secara umum terbuat dari tapioka dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan pangan berupa protein hewani ataupun nabati dan disajikan dengan cara digoreng atau dipanggang. Penambahan tepung tulang ikan merupakan salah satu upaya penganekaragaman produk kerupuk juga meningkatkan pemanfaatan limbah tulang ikan. Kerupuk yang dibuat dengan menambahkan tepung tulang ikan menghasilkan kerupuk yang berwarna kecoklatan, kokoh dan renyah. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tapioka, tepung tulang ikan tuna, bawang putih, gula, garam, air dan baking powder. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal dengan perbedaan proporsi tepung tulang ikan sebagai perlakuan. Perlakuan terdiri dari tujuh taraf yaitu 0%, 1%, 2%, 3%, 4%, 5% dan 6% yang masing – masing diulang sebanyak empat kali. Parameter yang diuji dalam penelitian ini adalah sifat fisikokimia yang meliputi kadar air, volume pengembangan dan kadar kalsium serta organoleptik meliputi kerenyahan, warna dan rasa. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisa dengan menggunakan uji ANOVA (Analysis Of Varians) pada α=5% yang bertujuan mengetahui apakah ada pengaruh nyata perbedaan penambahan tepung tulang ikan tuna terhadap parameter penelitian. Hasil penelitian kadar air kerupuk mentah adalah sebesar 6,37%-7,61%, kadar air kerupuk matang 2,91%-4,29%, volume pengembangan 10,48%-32,59%, kadar kalsium 14,75%-24,76%. Perlakuan yang paling disukai dari segi organoleptik adalah perlakuan dengan persentase penambahan tepung tulang ikan 3%.} }