@thesis{thesis, author={Fitril Astutik Feby}, title ={Makna Akuntansi Dalam Tradisi Nyader Menurut Masyarakat Di Desa Pinggir Papas.}, year={2018}, url={http://repository.wiraraja.ac.id/1145/}, abstract={Skripsi ini membahas tentang Apa Makna Akuntansi Dalam Tradisi Nyader Menurut Masyarakat Pinggir Papas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna akuntansi yang tersirat dalam tradisi Nyader menurut masyarakat Pinggir Papas. Adapun fokus penelitian ini adalah makna akuntansi dalam pengeluaran biaya dalam tradisi Nyader menurut masyarakat di Desa Pinggir Papas. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Dalam konteks ini, metode yang digunakan dalam menganalisis data yakni diskriptif dengan berpikir secara sosiologis, mengasahnya dengan analisis sesuai landasan teori yang dipakai. Kemudian menganalisis data yang diperoleh dari lapangan dengan menggunakan cara analisis tersebut, dalam penelitian ini juga digunakan analisis fenomenologis, yaitu menginterpretasi xii data dengan kenyataan kepada ketua kelaksana kegiatan, anggota pelaksana kegiatan mengenai makna akuntansi dalam pengeluaran biaya dalam tradisi Nyader menurut masyarakat di DesaPinggir Papas dari proses analisis data ini kemudian diambil sebuah kesimpulan. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam suatu perayaan Nayader di masyarakat sana mempunyai pemaknaan tertentu bagi masyarakat Pinggir Papas dengan mengorbankan dana dibandingkan dengan pengeluaran yang dilakukan. Dikarenakan dalam pengeluaran biaya yang nilaianya Rp, 100,000.000 (Seratus Ribu) dan juga ada yang lebih sampai mencapai Rp. 1.000.000.000 selama pelaksanaan Nyader masyarakat Pinggir Papas tidak mempedulikan untung rugi yang diaharapakan adalah sebuah rasa syukur, kumpul keluarga bersama, rasa menghargai kepada anggasuto karena merupakan penemu garam pertama kali dan rasa gotong royong antara masyarakat dan keluarga dengan terlaksananya Nyader dari awal sampai berakhir. Kesimpulan bahwasanya dalam melakukana cara perayaan apapun yang berkenaan dengan sebuah kebudayaan di perlukan suatu kebersamaan yang baik agar dalam pelaksanaan yang bias berjalan dengan baik juga. Kerena tanpa kebersamaan suatu peranyaan tidak akan sempurna. Seperti halnya salah satu contoh perayaan Nyader yang ada di Pinggir Papas, mereka tidak melihat untung rugi dalam melakukan acara tersebut karena dimata masyarakat disana adalah suatu symbol kesyukuran dan kenikmatan yang Allah SWT berikan kepadanya. Kata kunci: Rasa syukur, gotong royong, menghargai dan kumpul keluarga} }