@thesis{thesis, author={Adi Pramana Galih and Resti Erwiyani Agitya and Triyanti Rosa}, title ={KAJIAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa Oleifera L.) PADA VARIASI PELARUT MENGGUNAKAN METODE DPPH}, year={2020}, url={http://repository2.unw.ac.id/1021/}, abstract={Latar Belakang: Daun Kelor (Moringa Oleifera L.) mengandung senyawa flavonoid yang berpotensi sebagai antioksidan. Antioksidan merupakan suatu substansi dengan konsentrasi kecil secara signifikan mampu menghambat atau mencegah oksidasi pada substrat yang disebabkan oleh radikal bebas. Tujuan dari review ini untuk mengevaluasi dan mengambarkan pengaruh perbedaan pelarut ekstraksi terhadap aktivitas antioksidan daun kelor (Moringa Oleifera L.). Metode: Review ini menggunakan 5 artikel dengan metode DPPH pada berbagai variasi pelarut yaitu air, etanol, metanol, aseton, etil asetat, diklorometana, etanol 70% dan n-heksan. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor memiliki senyawa metabolit sekunder flavonoid. Pelarut yang paling cocok untuk mengekstraksi senyawa flavonoid dari daun kelor adalah pelarut etanol. Hasil uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH menghasilkan nilai IC50 dari tujuh jenis pelarut dari terendah sampai tertinggi yaitu diklorometana 1035,57 ppm, heksana 715,21 ppm, etil asetat 444,15 ppm, aseton 427,49 ppm, etanol 70% 365,75 ppm, air 57,5439 ppm, metanol 49,30 ppm, etanol 11,46 ppm. Simpulan: Perbedaan pelarut berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan daun kelor. Pelarut yang paling cocok untuk mengekstraksi senyawa flavonoid dari daun kelor adalah pelarut etanol yang bersifat polar. Pelarut etanol memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi dengan potensi sangat kuat dibanding pelarut air, etanol, metanol, aseton, etil asetat, diklorometana dan n-heksana yang dapat menangkap radikal bebas dengan nilai IC50 sebesar 11,46 ppm. Kata kunci: Daun Kelor (Moringa Oleifera L.), Antioksidan, DPPH, IC50 Kepustakaan: 69 (2007- 2018).} }