@thesis{thesis, author={Maksum Maksum and Mustain Mukhamad and SETYO RINI ENDANG}, title ={PENGELOLAAN NYERI AKUT PADA Nn. W DENGAN POST OPERASI ORIF ATAS INDIKASI FRAKTUR HUMERUS 1/3 SINISTRA DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN}, year={2021}, url={http://repository2.unw.ac.id/1175/}, abstract={Fraktur humerus adalah terputusnya hubungan tulang humerus disertai kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, jaringan saraf, pembuluh darah) sehingga memungkinkan terjadinya hubungan antara fragmen tulang yang patah dengan udara luar yang disebabkan oleh cedera dari trauma langsung yang mengenai lengan atas. Salah satu penanganan fraktur adalah operasi atau pembedahan dengan pemasangan ORIF (Open Reduction Internal Fixatie). ORIF adalah fiksasi interna dengan pembedahan terbuka untuk mengistirahatkan fraktur dengan cara pembedahan untuk melakukan paku, sekrup atau pen kedalam tempat fraktur untuk menguatkan atau mengikat bagian-bagian tulang yang fraktur secara bersamaan. Pada pasien dengan post ORIF ini dapat menimbulkan masalah keperawatan nyeri. Nyeri adalah suatu pengalaman yang tidak menyenangkan, baik sensori maupun emosional yang berhubungan dengan risiko atau aktualnya kerusakan jaringan tubuh. Tujuan dari penulisan ini yaitu untuk mengetahui pengelolaan pada pasien dengan fraktur humerus 1/3 sinistra dengan masalah keperawatan nyeri akut. Hasil pengkajian yang dilakukan penulis didapatkan data pasien mengeluh nyeri pada luka operasi di lengan kiri bagian atas, nyeri bertambah saat bergerak, nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 6 atau nyeri sedang, nyeri dirasakan hilang timbul kurang lebih 3-4 menit, pasien tampak lemas, pasien tampak meringis kesakitan menahan nyeri. Diagnosa yang ditegakkan penulis yaitu nyeri akut nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (prosedur bedah). Intervensi yang disusun penulis yaitu ajarkan Teknik relaksasi nafas dalam. Implementasi yang dilakukan yaitu mengajarkan kepada pasien Teknik relaksasi nafas dalam. Evaluasi dari hasil tindakan yaitu nyeri pasien menurun dan pasien mampu mengontrol nyeri dengan menggunakan tenik non-farmakologi. Hasil pengelolaan didapatkan masalah nyeri akut menurun dengan pasien mengatakasn nyeri pada lengan kiri bagian atas sudah berkurang, hasil pengkajian dengan skala nyeri 3 atau nyeri ringan dan pasien rileks.} }