@thesis{thesis, author={Airmala Utin and Andayani Ari}, title ={LITERATURE REVIEW HUBUNGAN USIA DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN}, year={2021}, url={http://repository2.unw.ac.id/1480/}, abstract={Pada tahun 2019 penyebab kematian ibu terbanyak disebabkan oleh perdarahan dimana terdapat 1.280 kasus perdarahan, hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.066 kasus, serta disebabkan oleh infeksi yaitu sebanyak 207 kasus. Retensio merupakan salah satu faktor penyebab langsung terjadinya perdarahan ibu postpartum. Menurut WHO (2014), dilaporkan bahwa kurang lebih 15-20% kematian ibu ditimbulkan karena retensio plasenta dan insidennya sebesar 0,8-1,2% untuk setiap kelahiran. Faktor presposisi terjadinya retensio plasenta yang berkaita dengan karekteristik ibu yaitu usia dan paritas. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara umur dan paritas dengan kejadian retensio plasenta pada ibu bersalin. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini merupakan penelitian literature review dengan menggunakan data sekunder atau data yang diperoleh bukan dari hasil observasi langsung. Hasil Penelitian: hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Usia ibu yang beresiko tinggi mengalami kejadian retensio plasenta yaitu rentang usia <20 dan >35 tahun. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa retensio plasenta juga dapat terjadi pada rentang usia 21-35 tahun tetapi angka kejadiannya tidak tinggi. Sedangkan untuk paritas, Ibu primipara merupakan paritas dengan resiko rendah terjadinya retensio plasenta sedangkan multipara dan grande multipara merupakan paritas dengan resiko tinggi terjadinya retensio plasenta. Kesimpulan: usia dan paritas berhubungan dengan kejadian retensio plasenta. Usia yang dikategorikan beresiko mengalami retensio plasenta adalah ibu dengan rentang usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun. Sedangkan paritas yang beresiko tinggi mengalami retensio plasenta adalah multipara dan grande multipara} }