@thesis{thesis, author={Handayani S and Susanti S and Wohangara Marningsih}, title ={Pengaruh Limbah Putih Telur Jenis Ayam Dan Lama Desugerisasi Yang Berbeda Terhadap Kualitas Kimia (Kadar Air pH Dan Protein) Tepung Putih Telur}, year={2021}, url={}, abstract={Telur merupakan salah satu produk yang berasal dari ternak unggas serta sudah di tahu selaku salah satu bahan pangan sumber protein yang sangat bermutu besar. Telur selaku bahan pangan yang memiliki banyak kelebihan misalnya, isi gizi telur yang besar, serta harga relatif murah apabila dibanding dengan bahan sumber protein yang lain. Selaku bahan kombinasi buat minuman jamu, minuman energi, adonan roti, serta bahan baku santapan. Riset ini bertujuan buat mengenali seberapa besar pengaruh tipe putih telur ayam serta lama penyimpanan putih telur terhadap mutu kimia: kandungan air, pH, serta protein tepung putih telur. Tipe Riset yang dicoba merupakan informasi yang diperoleh dari riset ditabulasi serta dianalisis memakai analisis macam (ANOVA) dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Apabila ditemui terdapatnya perbandingan pengaruh antara perlakuan, hingga informasi dilanjutkan dengan Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil riset ini menampilkan kalau, Kandungan Air dari analisis macam menampilkan kalau lama fermentasi memberikan pengaruh yang nyata (P<0, 05) terhadap kandungan air tepung telur. Proses fermentasi menimbulkan kenaikan kandungan air tepung telur sebesar 6, 80% pada lama fermentasi 15 menit dari pada kandungan air tepung telur dengan lama fermentasi 0 menit, Hasil rataan kandungan air tepung telur paling tinggi diperoleh pada perlakuan lama fermentasi 4 jam sebesar 36, 7%. Kenaikan kandungan air pada perlakuan fermentasi 15 menit. Nilai pH telur berbeda nyata (P<0,05) pada telur yang ditaruh 2 serta 4 hari. Pada penyimpanan telur sepanjang 0 hari berbeda nyata( P<0, 05) dengan penyimpanan telur sepanjang 4 hari. Nilai pH pada penyimpanan telur usia 0 hari berbeda nyata (P<0,05) dengan penyimpanan telur sepanjang 0, 2, serta 4 hari. Perihal ini terbentuknya sebab pada lama penyimpanan sepanjang 0 hari belum terjalin banyak penguapan CO2 serta H2O dibanding dengan lama penyimpanan telur selama 0, 2, serta 4 hari sehingga pH belum banyak terjalin pergantian. Temperatur tidak mempengaruhi sangat nyata( P<0, 05) terhadap total protein telur antara keduanya walaupun perlakuan waktu tidak menampilkan perbandingan yang nyata. Apabila F hitung ? dari F tabel 5%, 3, 20 terima H0 berarti kelompok ataupun perlakuan tidak mempengaruhi nyata diberi (tidak nyata). Apabila F hitung ? dari F tabel 1%, 1, 63 tolak yang berarti kelompok ataupun perlakuan berpengaruh nyata. Terjalin penyusutan total protein dari temperatur 700C sebesar 87, 63% jadi 87, 35% pada temperatur 3- 50C serta bertambah signifikan jadi 87, 54% pada suhu 700 C.} }