@thesis{thesis, author={Thirafi Tri Wisesa}, title ={Perbandingan Jumlah Layer dan Post Curing terhadap Sifat Mekanik Komposit Sandwich Karbon, Divinycell Core, dan Resin Crestapol}, year={2021}, url={http://scholar.unand.ac.id/100385/}, abstract={Material komposit dapat secara efektif menggantikan penggunaan material logam dengan sifat yang menyerupai dan beban yang lebih ringan. Jumlah lapisan layer serat (2C2, 3C3) dan perlakuan panas post-curing mempengaruhi kekuatan bending (threepoint bending) dan kekuatan tekan (flatwise & edgewise) pada komposit sandwich. Komposit sandwich menggunakan material serat karbon Toray UT70-20G, inti divinycell H130, dan resin crestapol 1260 dibuat dengan metode VARI (Vacuum Assisted Resin Infusion) dan curing pada temperatur kamar (±27°C) selama 24 jam. Total spesimen berjumlah sebelas dimana enam spesimen (1-6) tanpa diberi perlakuan dan lima spesimen (7-11) diberi perlakuan panas post-curing. Perlakuan panas post-curing dilakukan pada temperatur 63,1°C menggunakan tungku oven. Pengujian bending tiga titik, tekan flatwise, tekan edgewise, dan densitas dilakukan pada penelitian ini. Penambahan jumlah lapisan serat dari dua lapis menjadi tiga lapis meningkatkan kekuatan bending sebesar 40,44%, kekuatan tekan flatwise sebesar 68,72%, kekuatan tekan edgewise sebesar 51,22%, dan densitas aktual sebesar 15,64%. Komposit sandwich dua layer 2C2 dengan perlakuan panas post-curing meningkatkan kekuatan bending sebesar 5,32%, kekuatan tekan flatwise sebesar 60,3%, dan kekuatan tekan edgewise sebesar 7,57% sedangkan pada komposit sandwich tiga layer 3C3 dengan perlakuan panas post-curing meningkatkan kekuatan bending sebesar 10,86%, kekuatan tekan flatwise sebesar 8,16%, dan kekuatan tekan edgewise sebesar 2,84%. Perlakuan panas post-curing tidak mempengaruhi nilai densitas secara signifikan. Penambahan jumlah layer dan perlakuan panas post-curing memberi peningkatan kekuatan bending dan kekuatan tekan pada komposit.} }