@thesis{thesis, author={putri istiwanah perdana}, title ={Determinan Indikasi Perilaku Suap Anggota Legislatif Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Dalam Pembahasan APBD}, year={2021}, url={http://scholar.unand.ac.id/100570/}, abstract={Pentingnya kajian indikasi perilaku suap legislator dalam penyusunan APBD karena lembaga legislatif berperan dalam merencanakan dan merumuskan kebijakan dan pengesahan anggaran membuat mereka sering menyalahgunakan APBD sehingga divonis di pengadilan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji indikasi faktor yang mempengaruhi perilaku suap legislator dalam penyusunan APBD. Unit analisis penelitian ini adalah anggota DPRD, sebanyak 214 legislator kabupaten/kota di Provinsi Riau dijadikan sampel. Menggunakan Teknik Simple Random Sampling, sample dialokasikan secara proporsional pada kantor DPRD kabupaten/kota di Provinsi Riau. Data dikumpulkan melalui kuesioner, kemudian diolah dengan pendekatan kuantitatif metode Structural Equation Model. Perhitungan statistik dan pengujian hipotesis didukung dengan tool software AMOS. Pengujian model dilakukan dengan melihat pengaruh langsung ataupun melalui variabel moderator. Temuan penelitian menunjukkan budaya nasional berpengaruh terhadap perilaku suap anggota legislatif kabupaten/kota di Provinsi Riau dalam penyusunana APBD. Modal sosial juga berpengaruh terhadap perilaku suap anggota legislatif kabupaten/kota di Provinsi Riau dalam penyusunana APBD. Tidak ada pengaruh modal manusia terhadap perilaku suap anggota legislatif kabupaten/kota di Provinsi Riau dalam penyusunana APBD. Sebagai variabek moderator, norma sosial berkontribusi memperkuat pengaruh hubungan antara budaya nasional dan modal sosial terhadap perilaku suap anggota legislatif kabupaten/kota di Provinsi Riau dalam penyusunana APBD. Sedangkan dalam hubungan modal manusia dengan perilaku suap, norma sosial tidak berperan sebagai variabel moderator. Meskipun riset sudah dirancang sesuai kaedah metodologi penelitian yang baik, namun masih terdapat beberapa keterbatasan antara lain: pemetaan variabel perilaku suap dengan membuat tambahan indikator yang relevan serta melibatkan unsur budaya daerah yang berperan mempengaruhi perilaku suap legislator. Penelitian berikutnya juga dapat melihat faktor yang dapat mempengaruhi perilaku suap pada aspek anggaran dari sisi opurtunistik seperti dana perimbangan, hutang/pinjaman daerah, pembiayaan lainnya.} }