@thesis{thesis, author={Suci Almuvarhimmah Rosdi}, title ={STUDI LITERATUR POLA RESISTENSI BAKTERI Staphylococcus aureus TERHADAP ANTIBIOTIK GOLONGAN BETA LAKTAM}, year={2021}, url={http://scholar.unand.ac.id/97494/}, abstract={Bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif penyebab infeksi di daerah tropis seperti Indonesia karena keadaan udara yang berdebu, temperatur yang hangat, dan lembab. Berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh S. aureus mulai dari keracunan makanan, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi yang bersifat serius bahkan fatal yang diperoleh di rumah sakit (infeksi nosokomial) hingga infeksi parah yang mengancam jiwa. Pengobatan infeksi S. aureus dilakukan dengan pemberian antibiotik, seperti antibiotik golongan beta laktam, polipeptida, aminoglikosida, kloramfenikol, tetracycline, makrolid dan fluoroquinolone. Antibiotik beta laktam merupakan obat yang paling sering digunakan karena merupakan lini pertama terapi antibiotik untuk penanganan infeksi bakteri, namun tingkat resistensi bakteri terhadap antibiotik golongan beta laktam terus meningkat. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji literatur ilmiah terkait pola resistensi bakteri S. aureus terhadap antibiotik golongan beta laktam dari sampel klinis di berbagai Rumah Sakit menggunakan metode difusi agar Kirby-Bauer. Metode pengerjaan literatur review ini dengan mengumpulkan berbagai literatur dalam bentuk data primer berupa jurnal internasional dari 10 tahun terakhir (2010-2020) menggunakan media online melalui beberapa situs web resmi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bakteri S. aureusresisten terhadap 10 jenis antibiotik beta laktam. Antibiotik yang diuji tersebut terdiri dari penisilin G dengan rata-rata persentase resistensi yaitu 96.6%, oxacillin 61.2%, ampicillin 84.4%, amoxicillin 64.9%, cefoxitin 49.8%, cefuroxime 39.2%, cefalotin 22.4%, cefotaxime 60.4%, ceftriaxone 36.7%, dan imipenem 17.9%. Hasil resistensi tersebut didapatkan dari tiga lokasi pengambilan sampel. Diperoleh kesimpulan berupa tingkat resistensi tertinggi terdapat pada antibiotik penicillin G yaitu sebesar 96.6%, sedangkan tingkat resistensi terendah terdapat pada antibiotik imipenem sebesar 17.9%.} }