@thesis{thesis, author={Arie Van Diemen Sitinjak}, title ={GAMBARAN KEJADIAN KASUS OSTEOMIELITIS DI BAGIAN BEDAH ORTOPEDI RSUP DR. M. DJAMIL KOTA PADANG TAHUN 2018 – 2020}, year={2021}, url={http://scholar.unand.ac.id/97971/}, abstract={ABSTRAK Latar Belakang Osteomielitis adalah proses inflamasi tulang dan sumsum tulang yang disebabkan oleh organisme yang menular yang mengakibatkan kerusakan tulang lokal, nekrosis, dan aposisi tulang baru. Insidensi osteomielitis sebesar 21,8/100.000 orang/tahun. Osteomielitis terjadi pada semua kelompok umur dan lebih sering pada pria dibandingkan wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian kasus osteomielitis di RSUP Dr. M. Djamil Kota Padang tahun 2018-2020. Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional. Sampel berjumlah 39 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Data diolah menggunakan uji univariat. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan catatan rekam medis pasien rawat inap di RSUP DR. M. Djamil Kota Padang periode Januari 2018-Desember 2020. Hasil Hasil univariat diperoleh usia terbanyak pada kelompok usia 50-54 tahun, yaitu 7 orang (17,9%), jenis kelamin laki-laki lebih sering mengalami osteomielitis sebanyak 31 orang (79,5%) dibandingkan perempuan sebanyak 8 orang (20,5%), mikroorganisme penyebab osteomielitis tersering adalah Staphylococcus aureus sebesar 10 kasus (25,6%), lokasi tulang yang terinfeksi paling banyak adalah tibia sebesar 10 kasus (25,6%), lama rawat inap terbanyak pada rentang 8-14 hari sebesar 20 kasus (51,3%), antibiotik yang paling banyak diberikan adalah ceftriaxone pada 25 kasus (64,1%), dan teknik debridement merupakan tatalaksana bedah paling banyak diberikan pada 14 kasus (35,9%). Kesimpulan Usia terbanyak pada kelompok usia 50-54 tahun, jenis kelamin laki-laki paling banyak mengalami osteomielitis, mikroorganisme penyebab osteomielitis tersering adalah Staphylococcus aureus, lokasi tulang paling banyak yang terinfeksi adalah tibia, lama rawat inap terbanyak pada rentang 8-14 hari, antibiotik paling banyak diberikan adalah ceftriaxone, teknik debridement merupakan tatalaksana bedah paling banyak diberikan.} }