@thesis{thesis, author={Sherly Febrina}, title ={Hubungan Lama Penggunaan Obat Antiinflamasi Nonsteroid dengan Kejadian Dispepsia pada Pasien Osteoartritis di Puskesmas Andalas Kota Padang}, year={2022}, url={http://scholar.unand.ac.id/98179/}, abstract={Osteoartritis (OA) adalah sindrom klinis dari kegagalan sendi yang disebabkan oleh kerusakan tulang rawan artikular dan struktur sendi lainnya dengan keluhan utama nyeri sendi. Nyeri tersebut dapat diredakan dengan menggunakan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang memiliki efek samping yaitu gastropati, enteropati, gangguan pada ginjal, penghambatan agregasi trombosit, dan serangan asma. Gastropati dapat menimbulkan sindroma dispepsia. Sebagian penelitian menunjukkan bahwa risiko kejadian dispepsia berhubungan dengan lama penggunaan OAINS, sedangkan penelitian lain mengatakan tidak. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan lama penggunaan OAINS dengan kejadian dispepsia pada pasien OA. Jenis penelitian adalah analitik observasional dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel dengan teknik consecutive sampling. Responden berjumlah 74 orang sesuai kriteria. Dimulai dari Desember 2020-Desember 2021 dan dilakukan di Puskesmas Andalas Kota Padang. Instrumen adalah kuesioner dispepsia, DASS-21, serta rekam medis. Uji Chi-square digunakan untuk mengetahui hubungan lama penggunaan OAINS dengan kejadian dispepsia. Hasil yang didapatkan adalah responden terbanyak berada pada usia >60 tahun, didominasi oleh perempuan (75,7%), sebagian besar responden (56,8%) menggunakan OAINS selama >3-6 bulan, serta terdapat 50% pasien yang mengalami dispepsia. Analisis bivariat menunjukkan nilai p=0,000 (p<0,05). Kesimpulan terdapat hubungan antara lama penggunaan OAINS dengan kejadian dispepsia pada pasien OA di Puskesmas Andalas Kota Padang. Keterbatasan penelitian tidak dapat dipastikan waktu pertama kali pasien menggunakan OAINS, jenis OAINS yang digunakan sebelum berobat ke puskesmas. Tidak ditemukan variasi jenis, dosis, dan cara pemberian hanya per oral. Penggunaan obat sitoproteksi tidak dieksklusikan. Pertanyaan di kuesioner mengenai faktor risiko dispepsia bersifat subjektif dan tidak dilakukan pemeriksaan Helicobacter pylori.} }