DETAIL DOCUMENT
TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT TANJUNG EMAS, SEMARANG
Total View This Week0
Institusion
Institut Teknologi Bandung
Author
Christian (STUDENT ID : 15211102)
(LECTURER ID : 0025047503)
Subject
Arsitektur 
Datestamp
0000-00-00 00:00:00 
Abstract :
Perkembangan daerah-daerah di Indonesia semakin lama semakin merata sehingga menigkatkan tingkat urbanisasi ke luar Jawa, seperti ke Kalimantan. Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang, Jawa Tengah melayani penyebrangan ke Kalimantan terbesar se-Indonesia. Padatnya arus penyebrangan, terutama saat hari besar, tidak diimbangi dengan fasilitas yang memadai. Adapun proyek ini diberikan PT PELINDO III untuk meningkatkan kapasitas terminal penumpang khusus kapal laut hingga 3500 penumpang domestik dan meningkatkan fasilitas pelayanannya. Proyek terletak di Dermaga Nusantara dengan panjang 350 m dan lebar 50 m. Lokasinya berada di dalam kompleks Pelabuhan Tanjung Emas dengan jarak ke pusat kota sejauh 4.5 km. Lokasinya yang berjauhan dengan pusat kota, dikelilingi dengan pabrik dan lapangan peti kemas menimbulkan suasana industrial. Hal ini yang menjadi tantangan sehingga hasil racangan diharapkan menjadi penyegar di antara kegersangan lokasi. Proyek dirancang menggunakan beberapa pendekatan sehingga terminal dapat menjadi landmark di kawasan dan berfungsi dengan semestinya. Adapun pendekatannya yaitu dengan pendekatan fungsional, pendekatan struktural, dan pendekatan konstruksi. Pendekatan fungsional dipakai karena penambahan fasilitas check-in, seperti security check dan baggage-handling area, dan penambahan fungsi berupa baggage-claim area. Fungsi-fungsi tersebut memiliki urutan penggunaan yang kaku sehingga alurnya tidak boleh diganggu. Hal ini mampu mempengaruhi organisasi ruang dalam bahkan juga ruang luar. Pendekatan struktural dan konstruksi dipakai karena kebutuhan terminal akan ruang luas dan ketinggian ruang dalam yang memadai sehingga tidak terkesan sempit. Untuk itu, sistem kabel yang menggunakan suspended roof berbahan beton digunakan pada proyek ini. Penggunaan sistem struktur dan konstruksi semacam ini yang memerlukan elemen struktur penahan yang khas mampu mempengaruhi organisasi ruang dalam secara langsung. Dengan demikian, ketiga pendekatan ini secara langsung mempengaruhi bentuk, organisasi ruang dalam dan luar, dan ketinggian bangunan. Proyek memiliki massa tunggal dengan sistem struktur kabel dan konstruksi suspended roof dari beton. Walaupun bermassa tunggal namun proyek ini terbagi oleh 5 pylon menjadi 4 bagian. Keempat bagian inilah yang menampung fungsi check-in, ruang tunggu, dan baggage-claim area. 

Institution Info

Institut Teknologi Bandung