DETAIL DOCUMENT
MENGUNGKAP MORFOLOGI MATERIAL SILIKA MESOPORI KAUST CATALYSIS CENTER-1 (KCC-1) YANG MENGARAH PADA MEKANISME BARU DALAM PEMBENTUKANNYA
Total View This Week0
Institusion
Institut Teknologi Bandung
Author
Febriyanti, Erna (STUDENT ID : 20513090)
(LECTURER ID : 0009067001)
(LECTURER ID : 0007117501)
(LECTURER ID : 0017026901)
Subject
Kimia 
Datestamp
0000-00-00 00:00:00 
Abstract :
Partikel silika mesopori KCC-1 telah menarik banyak perhatian karena struktur pori tiga dimensinya yang terbuka menyebabkan akses ke permukaan bagian dalam partikel lebih mudah dibandingkan dengan partikel silika mesopori konvensional. Mengingat aplikasinya yang cukup luas, maka diperlukan pemahaman yang baik terhadap morfologi KCC-1 dan pembentukannya melalui korelasi parameter-parameter sintesis dengan karakter material yang dihasilkan. Penelitian ini mengkaji sintesis KCC-1 dengan sumber silika TEOS, pelarut toluen, n-butanol dan air, agen pengarah struktur CTAB, dan agen penghidrolisis urea. Kajian dilakukan terhadap emulsi dan kondisi sintesis yang meliputi teknik solvotermal dan non solvotermal, pengaruh waktu dan temperatur reaksi, pengaruh kecepatan pengadukan campuran, dan pengaruh komposisi material awal yang fokus pada efek rasio H2O/TEOS dan CTAB/TEOS terhadap karakter permukaan yang dihasilkan. Selain itu, sebuah mekanisme pembentukan morfologi serabut pada KCC-1 juga diusulkan berdasarkan interpretasi morfologi, studi literatur dan hasil penelitian yang dilakukan. KCC-1 yang memiliki bentuk concentric bicontinous lamellar dan distribusi ukuran partikel yang baik dapat dipreparasi dengan kecepatan pengadukan minimal 600 rpm dan teknik solvotermal pada temperatur 100 ? 120 °C selama ± 4 jam. Semua KCC-1 yang berhasil disintesis memiliki mesopori. Parameter-parameter sintesis seperti temperatur dan waktu sintesis serta komposisi air memberi efek yang tidak linier antara ukuran partikel dengan luas permukaan dan volum porinya. Efek yang sebaliknya diperoleh pada kajian rasio mol CTAB/TEOS. Pembentukan KCC-1 terjadi dalam sistem emulsi air dalam minyak. Proses polimerisasi di bagian tengah misel terjadi dan pada awalnya menyebabkan terbentuknya struktur bicontinous. Semakin lama struktur berkembang menjadi bicontinous lamellar akibat pergeseran fasa di bagian inti misel terbalik. Bagian inti yang lebih rapat membuat partikel ini terlihat seperti morfologi core-shell yang konsentrik. 

Institution Info

Institut Teknologi Bandung