Abstract :
Sekarang ini, penggunaan doping oleh para atlet meningkat baik dari jenis maupun
jumlah obat. Para atlet biasanya menggunakan doping untuk meningkatkan
kemampuan fisik dan psikis, baik menggunakan zat kimia dengan jumlah yang tak
wajar atau dengan cara yang terlarang. Zat kimia yang digunakan sebagai doping
memiliki efek farmakologi yang berbeda karena memiliki sifat fisikokimia yang
berbeda sehingga diperlukan metode analisis untuk skrining dan identifikasi adanya
penggunaan doping oleh atlet.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik efektifitas dan
pengembangan metode skrining senyawa ?senyawa doping dalam urine dengan
menggunakan kolom hidrofilik untuk pemisahan senyawa yang polar. Penelitian
ini juga dilakukan untuk mencari kondisi optimal dan melakukan validasi metode
analisis senyawa ?senyawa diuretik dalam urine secara kromatografi cair interaksi
hidrofilik dengan menggunakan kolom Zic HILIC.
Senyawa diuretik mempunyai koefisien partisi (log P) dan pKa yang berbeda ?
beda yang dapat dijadikan dasar dalam memilih metode analisa. Nilai koefisien
partisi (log P) merupakan salah satu sifat fisika kimia yang penting untuk
lipofilisitas suautu zat. Nilai log P dari senyawa diuretik berkisar (-0,3) ?3,7 ini
menunjukkan senyawa ini bersifat polar.
Skrining senyawa diuretik dilakukan secara kromatografi cair menggunakan kolom
Zic -HILIC dengan detector UV. Pengamatan untuk optimasi yang dilihat adalah
kemampuan untuk memisahkan analit secara selektif melalui nilai waktu retensi
(tR), faktor selektifitas (?) dan Resolusi (Rs) serta sensitifitas metode melalui
penetapan batas deteksi (LOD).
Kondisi optimum dengan komposisi fase gerak asetonitril : dapar amonium asetat
(pH 5 , 5 mM) dengan perbandingan (95 : 5), dengan laju alir 0,5 ml/menit untuk
pemisahan campuran (furosemide ?hidroklortiazid), (furosemide - indapamid),
(spironolakton - bumetanid), (spironolakton - asam etakrinat) dan (bumetanid -
indapamid). Dengan kondisi tersebut nilai resolusi untuk campuran (furosemid ?
hidroklortiazid), ( furosemid - indapamid ), ( spironolakton - bumetanid ),
(spironolakton - asam etakrinat) dan (bumetanid ?indapamid) berturut ?turut 2,99
; 3,37 ; 2,53 ; 2,86 dan 2,82. nilai LOD berturut ?turut untuk furosemid,
hidroklortiazid, indapamid, spironolakton, bumetanid dan asam etakrinat adalah
0,79 ; 0,58 ; 0,66 ; 0,79 ; 0,32 dan 0,71 ppm. Nilai LOQ berturut ?turut untuk
furosemid, hidroklortiazid, indapamid, spironolakton, bumetanid dan asam
etakrinat adalah 2,40 ; 1,75 ; 2,00 ; 0,49 ; 0,97 dan 2,14 ppm.
Kondisi optimum pemisahan campuran furosemid dan spironlakton didapat pada
komposisi fase gerak asetonitril : dapar amonium asetat (pH 5 , 5 mM) dengan
perbandingan (90 : 10), dengan laju alir 0,5 ml/menit. Dengan kondisi tersebut
didapat nilai resolusi 3,14. Nilai LOD berturut ?turut untuk furosemid dan
spironolakton adalah 0,79 dan 0,16 ppm. Nilai LOQ berturut ?turut untuk
furosemide dan spironolakton adalah 2,40 dan 0,49 ppm.
Kondisi optimum pemisahan campuran hidroklortiazid, triamteren dan
bendroflumetiazid) didapat pada komposisi fase gerak asetonitril : dapar amonium
asetat (pH 5, 5 mM) dengan perbandingan (90 : 10), dengan laju alir 0,5 ml/menit.
Dengan kondisi tersebut didapat nilai resolusi = 3,75 dan 2,85. Pemisahan
campuran bumetanid, indapamide dan spironolakton pada komposisi fase gerak
asetonitril : dapar amonium asetat (pH 5, 5 mM) dengan perbandingan (95 : 5),
dengan laju alir 0,5 ml/menit. Dengan kondisi tersebut didapat nilai resolusi = 1,77
dan 4,00. Pemisahan campuran furosemid ; azetosolamid dan indapamid pada
komposisi fase gerak asetonitril : larutan dapar amonium asetat (pH 5,0 ; 5,0 mM)
dengan perbandingan (90 : 10) dan laju alir 0,75 mL/menit. Nilai resolusi yang
didapat dengan kondisi tersebut adalah 1,86 dan 3,13. Nilai LOD berturut ?turut
hidroklortiazid, triamteren, bendoflumetiazid, bumetanid, indapamid,
spironolakton, furosemid dan azetosolamid adalah 0,58 ; 1,05 ; 0,62 ; 0,32 ; 0,66 ;
0,16 ; 0,79 dan 0,66 ppm. Nilai LOQ berturut ?turut hidroklortiazid, triamteren,
bendoflumetiazid, bumetanid, indapamid, spironolakton, furosemid dan
azetosolamid adalah adalah 1,75 ; 3,18 ; 1,88 ; 0,97 ; 2,00 ; 0,49 ; 2,40 ppm, dan
2,00 ppm.
Kondisi optimum pemisahan campuran spironolakton, indapamide, bumetamid dan
furosemid didapat komposisi fase gerak asetonitril : dapar amonium asetat (pH 6,0
; 10,0 mM) dengan perbandingan (95 : 5) dan laju alir 0,5 ml/menit Dengan kondisi
tersebut didapat nilai resolusi 1,75 ; 5,43 dan 2,23. Untuk campuran furosemide,
asetozolamid, indapamid dan hidroklortiazid didapat komposisi fase gerak
asetonitril : dapar amonium asetat (pH 5,0 ; 5,0 mM) dengan perbandingan (90 :
10) dan laju alir 0,5 ml/menit. Nilai resolusi yang didapat dengan kondisi tersebut
adalah 3,00 ; 1,82 dan 2,77. Untuk campuran asam etakrinik, bendroflumetiazid,
hidroklortiazid dan triamteren didapat komposisi fase ge