DETAIL DOCUMENT
ANALISIS KOMPOSISI ASAM LEMAK YANG TERINDUKSI PADA KULTUR EMBRIO SOMATIK Jatropha curcas DALAM BIOREAKTOR
Total View This Week0
Institusion
Institut Teknologi Bandung
Author
Ismidianty, Devi (STUDENT ID : 21107011)
(LECTURER ID : 0007126101)
Subject
 
Datestamp
0000-00-00 00:00:00 
Abstract :
Jatropha curcas merupakan salah satu tanaman yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai biodiesel, namun terdapat kendala untuk memenuhi kebutuhan produksi skala besar. Oleh karena itu diperlukan metode alternatif, antara lain dengan teknik kultur jaringan yang telah banyak dikembangkan untuk memproduksi metabolit tumbuhan secara berkelanjutan. Kultur embrio somatik telah diketahui dapat menyimpan cadangan makanan seperti lemak dan memiliki kemampuan untuk membentuk embrio sekunder. Kelebihan yang dimilikinya sangat potensial untuk diaplikasikan dalam produksi skala besar dengan menggunakan bioreaktor. Namun produktivitas kultur tumbuhan dalam bioreaktor salah satunya dibatasi oleh ketersediaan oksigen yang ditentukan oleh aerasi yang diberikan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk (1) memperoleh embrio somatik J. curcas hingga tahap maturasi, (2) melakukan optimasi laju alir udara pada bioreaktor untuk mendapatkan asam lemak dengan komposisi yang sesuai sebagai bahan biodiesel dari kultur embrio somatik J. curcas, (3) melakukan analisis terhadap komposisi asam lemak dari kultur embrio somatik J. curcas yang dipelihara dalam bioreaktor dengan berbagai laju alir udara. Eksplan hipokotil ditanam dalam medium induksi kalus embriogenik MS padat yang mengandung vitamin B5 dengan penambahan 1,35×10-5 M 2,4-D; 4,4×10-6 M kinetin dan sukrosa 30 g/L (DK5) selama 4 minggu. Kalus meremah berumur 4 minggu yang dihasilkan kemudian dipindahkan ke dalam medium inisiasi suspensi sel embriogenik MS cair dengan penambahan vitamin B5; 6,75×10-6 M 2,4-D; 4,4×10-7 M kinetin dan sukrosa 20 g/L (MJ2), dikultur selama 1 minggu dalam kondisi fotoperiodisme 16 jam. Dalam medium MJ2 kalus menghasilkan sel-sel baru membentuk agregat embriogenik (PEM). Selanjutnya kultur dipelihara selama 2 minggu dan disubkultur setiap minggu hingga diperoleh suspensi sel embriogenik yang mulai menunjukkan adanya embrio globular dengan struktur kompak membulat dengan permukaan yang mulus. Pada tahap berikutnya, suspensi dipindahkan ke dalam medium pra-perlakuan (PT) yang merupakan medium MS cair dengan vitamin B5 tanpa KNO3, dengan penambahan 6 g/L Ksitrat monohidrat; 1,35×10-5 M 2,4-D; 4,4×10-7 M kinetin dan sukrosa 20 g/L dan dikultur 2 minggu tanpa subkultur. Pada tahap ini terbentuk lebih banyak struktur globular dan mulai tampak adanya embrio yang berkembang menuju tahap jantung. Kultur kemudian dipindahkan ke dalam medium induksi pematangan embrio lanjut dengan komposisi elemen makro ½ MS, dengan vitamin yang diganti dengan 10 mg/L asam askorbat, 50 mg/L asam sitrat, 25 mg/L adenin sulfat, dan dengan penambahan 100 mg/L glutamin, 0,5 ppm IAA; 0,3 ppm GA3 dan 20 g/L sukrosa (IG2). Kultur mengandung lebih banyak embrio tahap globular dan tahap jantung pada tahap ini. Selanjutnya sebanyak 10 g embrio v dimasukan ke dalam 500 ml medium IG2 dengan penambahan PEG 4000 sebanyak 10% (w/v) dan dikultur dalam bioreaktor dengan diberi perlakuan laju alir udara (0,1; 0,2 dan 0,4 L/menit) dalam kondisi fotoperiodisme 16 jam selama 10 hari. Ekstrak yang diperoleh selanjutnya dianalisis kandungan lipid total kultur dengan metode modifikasi Zou dkk (1995), dan dilanjutkan dengan analisis asam lemak menggunakan GCMS. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian laju alir udara 0,2 L/menit memberikan pertumbuhan (7,85 g) dan kandungan total lipid tertinggi (63,6 %) dengan kandungan asam lemak utama asam palmitat (53 %), asam stearat (12 %), asam oleat (33 %)dan asam linoleat (2 %). 

Institution Info

Institut Teknologi Bandung