DETAIL DOCUMENT
STUDI PEMISAHAN PATI DAN MALTOSA DENGAN KROMATOGRAFI EKSKLUSI UKURAN MENGGUNAKAN MATERIAL PEMISAH BERBAHAN DASAR SELULOSA ASETAT DAN KITOSAN
Total View This Week0
Institusion
Institut Teknologi Bandung
Author
Samsiar (STUDENT ID : 20510051)
(LECTURER ID : 0004017201)
Subject
Kimia 
Datestamp
0000-00-00 00:00:00 
Abstract :
Pemanis rendah kalori dapat diperoleh dari maltosa. Maltosa dan pati berturut- turut merupakan dimer dan polimer glukosa. Pati terbagi menjadi dua jenis yaitu amilopektin dan amilosa. Amilopektin tersusun dari glukosa yang terikat melalui ikatan 1,4-glikosidik dan 1,6-glikosidik, sedangkan amilosa tersusun dari glukosa yang terikat melalui ikatan 1,4-glikosidik. Dengan demikian, maltosa dapat dihasilkan dari proses hidrolisis pati dengan bantuan enzim, asam atau peroksida. Pemisahan pati dan maltosa menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi hidrolisis pati menjadi maltosa secara enzimatik. Dalam penelitian ini telah dilakukan studi pemisahan dengan kromatografi eksklusi menggunakan material pemisah berbahan dasar selulosa asetat dan kitosan dengan perbandingan 14 : 1. Selulosa asetat adalah salah satu polimer yang banyak digunakan sebagai bahan material berpori. Hasil literatur menunjukkan bahwa selulosa asetat juga dapat dicampurkan dengan senyawa lain hingga membentuk campuran polimer. Pencampuran ini bertujuan untuk memperbaiki sifat material berpori selulosa asetat. Dalam penelitian ini, selulosa asetat dicampurkan dengan kitosan. Tujuan pencampuran ini adalah untuk memperoleh material selulosa asetat yang lebih berpori sehingga didapatkan kinerja pemisahan yang lebih baik. Material yang dibentuk mampu memisahkan pati dan maltosa. Pati dapat dianalisis secara kuantitatif menggunakan metode spektrofotometri dengan pereaksi I2/KI. Pati dapat bereaksi dengan I3- membentuk senyawa berwarna biru yang memiliki serapan maksimum pada panjang gelombang 600 nm. Metode spektrofotometri juga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif maltosa. Maltosa direaksikan dengan pereaksi asam 3,5-dinitrosalisilat sehingga terbentuk senyawa yang memiliki serapan maksimum pada panjang gelombang 540 nm. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa keberadaan pati tidak mengganggu pengukuran maltosa, begitu juga sebaliknya. Dalam penelitian ini, juga dilakukan variasi bentuk material pemisah, yaitu beads dan serbuk serta pengaruh penambahan pembentuk ikatan silang, yaitu asam suksinat dan asam glutarat, terhadap kemampuan material dalam memisahkan pati dan maltosa. Hasil percobaan menunjukkan bahwa variasi bentuk material pengisi kolom kromatografi maupun variasi jenis pembentuk ikatan silang mengakibatkan perbedaan profil pemisahan. Penambahan zat pengikat silang yaitu asam suksinat sebanyak 0,30 gram memberikan peningkatan kinerja terbaik terhadap material pemisah untuk pemisahan. Hal ini teramati pada selang waktu pengambilan konsentrasi maksimum pati dan maltosa dalam sampel yang berselang cukup jauh sehingga kinerja pemisahan menjadi baik. Material dalam bentuk serbuk memberikan peningkatan kinerja terbaik terhadap material pemisah untuk pemisahan. Hal ini diamati pada selang waktu pengambilan konsentrasi maksimum pati dan maltosa dalam sampel yang tertahan lebih lama jika dibandingkan dengan partikel bentuk beads. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa material yang mampu memisahkan pati dan maltosa pada selang pengambilan yang paling jauh adalah yang menggunakan asam suksinat 0,30 gram dengan bentuk partikel material pengisi kolom berupa serbuk. Pemisahan pati dan maltosa disimpulkan terjadi sebagai konsekuensi parameter pori material pemisah. Pemisahan berdasarkan pori didukung oleh foto SEM. Foto SEM menunjukkan adanya pori pada permukaan material pemisah. Spektrum EDX menunjukkan tidak ada pengaruh signifikan penambahan asam suksinat dalam material pemisah. Selain itu, berdasarkan spektrum IR yang didapat, ditemukan antaraksi antara selulosa asetat, kitosan dan zat pengikat silang dalam material pemisah yang berperan dalam membentuk pori. Spektrum IR menunjukkan bahwa antara selulosa asetat, kitosan, dan asam karboksilat terdapat ikatan ester yang terbentuk.  

Institution Info

Institut Teknologi Bandung