DETAIL DOCUMENT
PENGGUNAAN PASTA IKAN UNTUK MENINGKATKAN NILAI NUTRISI DALAM PAKAN FERMENTASI
Total View This Week0
Institusion
Institut Teknologi Bandung
Author
Widya Ningrum, Rahma (STUDENT ID : 21112012)
(LECTURER ID : 0010095802)
Subject
 
Datestamp
0000-00-00 00:00:00 
Abstract :
Penggunaan pakan fermentasi merupakan cara aman dalam menghasilkan produk hewan ternak. Pakan fermentasi dapat meningkatkan nilai nutrisi pada pakan dan mereduksi zat antinutrisi yang terdapat dalam bahan pakan. Ayam yang dipelihara menggunakan pakan fermentasi lebih aman dikonsumsi manusia karena tidak ditambahkan antibiotik maupun hormon pertumbuhan. Penelitian ini menggunakan bahan pakan yang difermentasi dan mensubstitusi sebagian pakan dengan pasta ikan dan dilakukan dalam 3 tahap. Pada tahap pertama, dilakukan pembuatan pasta ikan dari limbah ikan dan nanas yang difermentasi selama 4 hari. Tahap kedua dilakukan pembuatan pakan fermentasi menggunakan mikroba spesifik. Terdapat empat variasi pakan dalam penelitian ini : R0 (pakan komersil dengan harga murah yang kemudian dijadikan standar), R1 (bahan pakan fermentasi + pasta ikan 4%), R2 (bahan pakan fermentasi + pasta ikan 6%), R3 (bahan pakan fermentasi + pasta ikan 10%). Bahan pakan yang difermentasi : dedak (Aspergillus niger), bekatul (Aspergillus niger), bungkil kedelai (Aspergillus niger & Bacillus subtilis), dan tepung ikan (B.subtilis, Lactobacillus plantarum, Zygosaccharomyces rouxii dan Rhodotorula rubra). Tahap ketiga dilakukan pemberian pakan fermentasi pada ayam. Jumlah ayam yang digunakan sebanyak 50 ekor per perlakuan dengan berat awal rata-rata 42 gram dan lama pemeliharaan lima minggu. Pemberian pakan dilakukan secara ad libitum. Tidak terdapat pemberian vaksin dan hormon pada perlakuan R1, R2 dan R3. Hasil analisis proksimat dari pasta ikan adalah kadar air 85,9%, kadar protein kasar 7,18%, kadar karbohidrat 0,25%, kadar lemak kasar 3,19% dan kadar abu 2,57%. Jumlah asam laktat yang terbentuk adalah sebesar 2,63% dengan pH akhir 4. R0 memiliki berat akhir 710 gram, berat karkas 520 gram, R1 memiliki berat akhir 535 gram, berat karkas 406,25 gram, R2 memiliki berat akhir 663,75 gram, berat karkas 470 gram, dan R3 memiliki berat akhir 732,5 gram dengan berat karkas 528,75 gram. Jumlah ayam yang mati hingga akhir pemeliharaan adalah sebanyak 5 ekor pada R1, 5 ekor pada R2, dan 1 ekor pada R3. Tidak terdapat kematian ayam pada R0. Nilai konversi pakan pada akhir pemeliharaan, R0 sebesar 3,66, R1 sebesar 3,80, R2 sebesar 3,25, dan R3 sebesar 5,71. R3 memperlihatkan performa pertumbuhan ayam terbaik dan berat akhir menyerupai R0 dengan tanpa menggunakan sedikitpun antibiotik dan faktor pertumbuhan lain di dalam pakannya. 

Institution Info

Institut Teknologi Bandung