Institusion
Institut Teknologi Bandung
Author
Aji Saputra, Tiar (STUDENT ID : 21117023)
(LECTURER ID : 0010095802)
Subject
Ilmu hayati ; Biologi
Datestamp
0000-00-00 00:00:00
Abstract :
Ampas kedelai merupakan produk samping industri tahu dengan total produk
mencapai lebih dari 700 ton/tahun. Ampas kedelai memiliki potensi nutrisi seperti
serat dan pati yang tinggi. Potensi ini dapat dimanfaatkan sebagai substrat bagi
jamur untuk menghasilkan selulosa. Serat jamur dan kedelai tersebut dapat
digunakan untuk pembuatan Cryctaline Micro-Cellulose (CMC), Fiber Micro-
Cellulosa (FMC) maupun polimer selulosa lainnya. Pada penelitian yang telah
dilakukan, penambahan inokulum Rhizopus microsporus var. oligosporus dalam
produksi tempe mampu meningkatkan kadar serat pada ampas kedelai. Dengan
kadar serat yang tinggi tersebut penelitian ini melakukan analisa dan optimasi
produksi membran mikro-selulosa menggunakan ekstrak kasar enzim selulosa yang
dihasilkan oleh bakteri indigen proses produksi tempe. Partikel mikro-selulosa yang
terbentuk kemudian dijadikan membran dengan proses gelatinasi menggunakan
agen cross-linking kitosan.
Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan beberapa optimasi dan uji, yaitu
produksi enzim selulase dengan sistem submerged fermentation menggunakan
substrat Carboxymethyl Cellulose (CMC), pengukuran konsentrasi protein,
karakterisasi dan uji aktivitas crude enzim selulase. Enzim yang dihasilkan
digunakan untuk produksi mikro-selulosa dengan variasi perlakuan kadar aktivitas
enzim. Pada tahap ini dilakukan perlakuan rancangan acak kelompok (RAK)
dengan tiga faktor yaitu tingkat aktivitas enzim (2,5 U/g, 5 U/g, dan 12,5 U/g
substrat), waktu inkubasi (48 jam dan 96 jam), dan perlakuan awal substrat
menggunakan H2O2 (2 jam dan 12 jam, pada suhu 80oC). Percobaan dilakukan pada
suhu 45oC dan agitasi 150 rpm dengan pelarut bufer sitrat pH 4.8. Partikel selulosa
yang dihasilkan diukur dengan Particle Size Analyzer (PSA) dengan pelarut H2O
dan visualisasi Franhauer model. Partikel selulosa kemudian diuji transmitan dan
absorban gugus fungsinya menggunakan FTIR (Fourier-transform Infrared
Spectroscopy). Pada tahap akhir dilakukan gelatinase membran selulosa dengan
penambahan kitosan. Membran yang terbentuk dikarakterisasi daya serap,
kandungan air (KA) dan pengamatan visual menggunakan SEM (Scanning
Electron Microscopy).
Enzim selulase yang dihasilkan oleh Bacillus sp. dipanen pada umur produksi 60
jam dengan konsentrasi protein total 0,16-0,19 mg/ml dan aktivitas enzim 0,26-0,28
U/mL dan 0,096-0,10 FPU/mL. Enzim yang dihasilkan memiliki karakter aktivitas
optimum pada suhu 45oC dan pH 4,8. Aktivitas enzim yang dihasilkan setara
dengan 2,4-2,5 U/g substrat pada pengujian menggunakan CMCase. Hasil
perlakuan pada tahap produksi partikel selulose menunjukan adanya perbedaan
signifikan (dengan tingkat kepercayaan 95%) antar tiga faktor perlakuan dengan
nilai signifikansi <0,05. Ukuran partikel terbaik yang dihasilkan sebesar 0,678 ?m
pada perlakuan tingkat aktivitas 12,5 U/g, inkubasi 96 jam, dan pre-treatment H2O2
12 jam. Namun, perlakuan waktu inkubasi berbanding tingkat aktivitas enzim tidak
berbeda nyata dengan nilai signifikansi mencapai 0,384. Pengujian partikel
menggunakan FTIR menunjukan peningkatan persen transmisi ikatan hydrogen
(O-H) pada sektrum 3427,51 ke 3468,01 dan persen transmisi ikatan glikosidik
dengan spektrum 1035,77 ke 1066,06. Hasil uji pada membran menunjukan
terbentuknya pori pada penambahan 10% selulosa dan menghasilkan membran
dengan kadar air terendah 27,43%.
Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak kasar enzim selulase dari bakteri indigen
produksi tempe yaitu Bacillus sp. dapat digunakan untuk produksi mikro-selulosa
dengan perlakuan optimum 12,5 U/g aktivitas enzim, waktu inkubasi 96 jam, dan
pre-treatment H2O2 selama 12 jam. Pembuatan membran dapat dilakukan dengan
komposisi terbaik yaitu 1% kitosan, 10% gliserol, 10% partikel selulosa dan pelarut
dH2O pada formulasi membran pra-rehidrasi.