DETAIL DOCUMENT
PENGARUH GEOMETRI DAN MATERIAL PERMUKAAN TERHADAP TERMAL LINGKUNGAN URBAN CANYON Studi Kasus : Koridor Kota Bandung
Total View This Week0
Institusion
Institut Teknologi Bandung
Author
Miftahul Firdausah, Azzahra (STUDENT ID : 25216002)
(LECTURER ID : 0018057001)
Subject
Arsitektur 
Datestamp
0000-00-00 00:00:00 
Abstract :
Karakteristik urban canyon (UC) sebagai salah satu pembentuk pulau panas teridentifikasi pada kawasan perdagangan di Kota Bandung. Kota Bandung, Indonesia diklasifikasikan sebagai tropical monsoon pada iklim tropis dengan ratarata suhu tahunan sebesar 23,8°C dan dapat naik hingga 29,8°C pada musim panas. Wilayah tropis dengan intensitas matahari sepanjang tahun semakin menurunkan kualitas lingkungan termal kota. Orientasi sebuah UC terhadap matahari berpengaruh terhadap besaran kalor yang diterima oleh UC. Potensi mitigasi melalui modifikasi karakter fisik yaitu geometri; (H/W) dan SVF yang dapat mengurangi kalor yang diterima permukaan UC sehingga meningkatkan kualitas lingkungan termal. Kombinasi pemilihan material permukaan dengan sifat termal yang dapat menurunkan temperatur material dan temperatur udara berpotensi memperbaiki kondisi lingkungan termal. Penelitan ini berfokus pada kondisi lingkungan termal dan modifikasi fisik UC, dihasilkan rumusan masalah penelitian sebagai berikut; (1) bagiamana kondisi termal UC koridor AY dengan H/W=0.4- 0.5, OID dengan H/W 1.50-1.94, DK dengan H/W= 0.81-1, dan BG dengan H/W 1.09-1.90 dan UC mana yang memiliki temperatur udara tertinggi untuk dimodifikasi (2) faktor-faktor apa yang mempengaruhi temperatur udara UC sehingga dapat digunakan untuk modifikasi UC (3) geometri yang paling efektif diantara empat UC di Kota Bandung dalam memberikan pembayangan dan mengurangi pemasukan kalor ke dalam UC (4) jenis dan sifat termal material permukaan jalan dan trotoar dalam mengurangi pemasukan kalor ke permukaan UC. Metode kuantitatif digunakan untuk mengumpulkan data klimatologi eksisting di lapangan dan hasil simulasi. Ada empat proses (tahap) analisa data dilakukan dalam penelitian ini yaitu pengukuran lapangan, simulasi evimet eksisting, analisa regresi multivariat, dan simulasi modifikasi. Data yang dianalisis untuk ditarik kesimpulan adalah data hasil simulasi Envi-met selama 24 jam. Temuan pada UC eksisting menunjukkan pada keempat UC kota Bandung belum berada pada kondisi nyaman termal. UC koridor AY dengan orientasi timur laut-barat daya sebagai UC dengan temperatur udara tertinggi sehingga menjadikan kondisi lingkungan termalnya lebih buruk. Radiasi matahari memegang peranan penting terhadap akumulasi temperatur udara dan material permukaan. Geometri merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap kualitas sebuah UC. Hal ini terkait kemampuan bentuk fisik UC dalam memberikan pembayangan pada permukaannya. Semakin kecil pembayangan maka semakin banyak kalor dari radiasi yang diserap sehingga meningkatkan temperatur permukaan dan temperatur udara. Pergerakan udara di dalam UC tidak hanya dipengaruhi oleh geometri, tapi juga oleh arah datang angin. Temperatur material terbukti mempengaruhi temperatur udara sebagian besar akibat dampak rasio H/W. Dari seluruh variabel iklim dan variabel fisik UC hanya tiga faktor yang mempengaruhi temperatur udara sebuah UC. Tiga faktor yang paling besar hingga kecil pengaruhnya adalah temperatur permukaan material UC, rasio H/W, yaitu nilai ketinggian UC dibagi lebar UC dan SVF atau Sky View Factor merupakan rasio radiasi yang diterima dasar UC pada titik pengukuran. Material dengan kapasitas panas besar dapat menyerap panas namun melepaskan pada malam hari memicu potensi pembentukan pulau panas. Belum ada material jalan maupun trotoar yang ideal untuk perbaikan kualitas termal. Kesimpulan, semakin besar rasio H/W maka semakin rendah temperatur udara dan temperatur permukaan UC. UC AY dari H/W=0.5 menjadi 1 dapat menurunkan temperatur udara UC sebesar 1,46 °C. Temperatur material rasio 0.5 menjadi 1.5 turun sebesar 2.06 °C 

Institution Info

Institut Teknologi Bandung