DETAIL DOCUMENT
PEMODELAN SEMIVARIOGRAM ANISOTROPIK GEOMETRIK DAN ZONAL STUDI KASUS: DATA GEMPA DI MALUKU
Total View This Week0
Institusion
Institut Teknologi Bandung
Author
Muthi'ah Rahmah, Nabila (STUDENT ID : 10115065)
(LECTURER ID : 0020118104)
Subject
 
Datestamp
0000-00-00 00:00:00 
Abstract :
Indonesia merupakan negara dengan potensi gempa yang besar, karena terletak di Ring of Fire, wilayah yang berpotensi gempa dan aktivitas vulkanik yang tinggi. Tidak hanya itu, wilayah timur Indonesia, juga merupakan tempat bertemunya tiga lempeng: lempeng Eurasia, Indoaustralia, dan Pasifik. Gempa yang terjadi menimbulkan dampak yang besar. Oleh karena itu dibutuhkan upaya mitigasi, salah satu yang dapat dilakukan peneliti adalah memodelkan magnitudo dan kedalaman gempa yang terjadi menggunakan analisis spasial. Data yang diteliti pada penelitian ini adalah data gempa yang terjadi di Maluku tahun 1998, terdiri dari data koordinat berupa longitude dan latitude, magnitudo (SR), dan kedalaman gempa (km). Besarnya hubungan spasial antar lokasi diukur menggunakan semivariogram. Model semivariogram yang digunakan di penelitian ini ada 3 macam, yaitu model eksponensial, spherical, dan Gaussian. Dalam memodelkan data, arah antar pasangan observasi juga diperhitungkan, sehingga dapat terdeteksi adanya anisotropi. Anisotropi adalah kejadian saat arah juga berpengaruh terhadap nilai semivariogram. Anisotropi dibagi menjadi 2, yaitu anisotropi geometri, dengan range yang berbeda untuk arah yang berbeda, dan zonal, dengan sill yang berbeda untuk arah yang berbeda. Untuk sampel data gempa yang diteliti, dari hasil fitting model semivariogram isotropik terhadap nilai semivariogram eksperimental, jenis anisotropi yang terjadi adalah campuran dari kedua jenis anisotropi tersebut dengan range dan sill yang berbeda-beda untuk setiap kelompok arah yang digunakan, yaitu Barat-Timur (B-T), Utara-Selatan (U-S), Tenggara-Barat Laut (Tg-BL), dan Barat Daya-Timur Laut (BD-TL). Sumbu anisotropi yang terpantau melalui diagram pencar pasangan observasi dan hasil fitting model adalah pada arah BD-TL dan Tg-BL. Model semivariogram anisotropik dibentuk sebagai penjumlahan dari model anisotropik untuk arah sumbu anisotropik dan dua model isotropik untuk arah sisanya. Berdasarkan penghitungan jumlah kuadrat galat model, diperoleh bahwa untuk data magnitudo gempa, model yang terbaik adalah Gaussian, sementara untuk data kedalaman gempa model terbaiknya adalah spherical. 

Institution Info

Institut Teknologi Bandung