Abstract :
Produksi baja di dunia terus meningkat dengan produksi sebesar 1,689 miliar ton
per tahun pada tahun 2017 menurut data statistik World Steel Association dan
diprediksikan akan terus meningkat. Pada tahun 2018, Indonesia menduduki
peringkat ke-28 di dunia dalam produksi baja dengan total produksi sebesar 5,5 juta
ton per tahun. Namun hal tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan baja dalam
negeri. Oleh karena itu, dibutuhkan juga produksi terhadap bahan baku pembuatan
untuk dapat memaksimalkan produksi yang ekonomis. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan mengembangkan produksi paduan logam mangan di
dalam negeri sebagai alloying element pembuatan baja. Namun terdapat beberapa
bahan baku lain yang diperlukan dalam memproduksinya diantaranya adalah
kebutuhan bijih besi dan kuarsa. Oleh karena itu, terdapat ide alternatif yang dapat
digunakan agar produksi lebih ekonomis yaitu penggunaan produk samping dari
proses peleburan yang memiliki kandungan besi dan silikon yang tinggi. Terak
peleburan tembaga merupakan salah satu terak yang memenuhi kriteria tersebut.
Fokus dari penelitian ini adalah untuk melihat peluang pengunaan bijih mangan dan
terak peleburan tembaga sebagai bahan baku alternatif dalam produksi FeSiMn.
Serangkaian percobaan telah dilakukan untuk melihat pengaruh variasi temperatur
dan penambahan terak peleburan tembaga pada proses reduksi bijih mangan
terhadap kandungan Fe, Si, Mn pada logam yang dihasilkan. Bijih mangan, terak
peleburan tembaga pada penambahan 0%, 20%, 40%, 60%,80%, dan 100% serta
batubara diaglomerasi untuk membentuk briket dan direduksi dalam muffle furnace
selama 205 menit dengan metode isotermal-gradien temperatur pada temperatur
awal 1000°C dan temperatur isotermal akhir 1450°C, 1500°C, dan 1500°C. Briket
yang telah direduksi kemudian dipisah antara logam dan terak yang terbentuk
kemudian dipreparasi untuk diamati menggunakan mikroskop optik dan SEM-EDS
agar dapat diamati kandungan unsur Fe,Si, dan Mn pada berbagai variasi tersebut.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada rentang 1450°C-1550°C,
peningkatan temperatur isotermal akhir akan meningkatkan perolehan logam,
kandungan Mn dan Si serta menurunkan kandungan Fe. Kandungan Fe pada
temperatur 1450°C, 1500°C, 1550°C berturut-turut sebesar 80,27%, 65,73%, dan
66,01%. Sedangkan kandungan Si berturut-turut sebesar 1,77%, 12,66%, dan
13,12%. Kandungan Mn berturut-turut sebesar 12,89%, 19,32%, dan 20,54%.
Sedangkan penambahan terak peleburan tembaga akan berpengaruh terhadap
perolehan logam dan kandungan Fe yang semakin meningkat di dalam logam. Pada
percobaan dihasilkan kandungan Fe pada variasi penambahan terak peleburan
tembaga 20%, 60%, dan 100% berturut-turut sebesar 53,36%, 65,73%, dan 75,24%.
Kandungan Si berturut-turut sebesar 12,53%, 11,02%, dan 8,13%. Kandungan Mn
berturut-turut sebesar 34,39%, 19,32%, dan 14,54%.