Institusion
Institut Teknologi Bandung
Author
Ajrina, Zhafirah (STUDENT ID : 13315067)
(LECTURER ID : 0017048402)
(LECTURER ID : 0018057001)
Subject
Datestamp
0000-00-00 00:00:00
Abstract :
Penangkap angin (wind catcher) merupakan salah satu perangkat ventilasi alami yang berbentuk cerobong yang biasanya digunakan di berbagai negara Timur Tengah. Fungsi utama dari penangkap angin adalah untuk pendinginan ruangan secara pasif. Selain itu, penangkap angin juga memiliki potensi yang lebih selain fungsi utama tersebut yaitu sebagai penyalur cahaya alami dalam ruang, tetapi potensi tersebut belum banyak diteliti. Bangunan referensi yang mempunyai jumlah kisi 0, tinggi cerobong 1,5 m, dan nilai reflektansi interior penangkap angin 0,5 dioptimisasi pada tugas akhir ini.
Bangunan referensi penangkap angin dioptimisasi, dengan memberikan variasi pada jumlah kisi (0 - 6), tinggi cerobong (1,5 m - 3,5 m), dan nilai reflektansi interior penangkap angin (0,1 - 0,9). Simulasi pencahayaan berbasis iklim dilakukan dengan menggunakan data cuaca kota Bandung, Indonesia. Metrik pencahayaan yang dievaluasi kinerjanya yaitu FPASH rata-rata (FPASHavg), Spatial Daylight Autonomy (sDA300/50%), dan Annual Sunlight Exposure (ASE1000,250). Mula-mula didapatkan nilai FPASHavg paling optimum dengan menggunakan metode algoritma genetik, yang kemudian variabel masukan dari nilai tersebut digunakan untuk mencari nilai sDA300/50% dan ASE1000,250. Masing-masing dari nilai metrik pencahayaan tersebut diberi pembobotan dengan nilai yang sama untuk dilakukan pemeringkatan. Berdasarkan hasil optimisasi, dengan mengubah konfigurasi dari penangkap angin pada bangunan referensi menjadi penangkap angin yang memiliki jumlah kisi 0, tinggi cerobong 3,15 m, nilai reflektansi 0,9 menghasilkan nilai sDA300/50% dan FPASH yang lebih baik yaitu dengan peningkatan berturut-turut 16,96% dan 0,214% terhadap nilai metrik pada bangunan referensi, dengan nilai ASE1000,250 yang sama dengan nilai ASE1000,250 pada bangunan referensi. Sehingga kinerja pencahayaan alami dalam ruang membaik, tanpa membuat adanya penambahan potensi ketidaknyamanan visual dalam ruang.