DETAIL DOCUMENT
STUDI PENGARUH PENAMBAHAN CaSO4 DAN H3BO3 TERHADAP PEMBENTUKAN PARTIKEL NIKEL MATE MENGGUNAKAN BIJIH NIKEL SAPROLIT PADA TEMPERATUR 1100?C-1300?C
Total View This Week0
Institusion
Institut Teknologi Bandung
Author
Satria Putra, Irfan (STUDENT ID : 12515052)
(LECTURER ID : 0028017301)
(LECTURER ID : 0002108207)
Subject
 
Datestamp
0000-00-00 00:00:00 
Abstract :
Nikel secara alamiah terbentuk sebagai sulfida atau oksida (laterit). Sekitar 70% sumber bijih nikel merupakan nikel laterit dan sisanya merupakan sulfida. Bijih nikel laterit sering kali mengandung logam lainnya, seperti silikon, magnesium, besi, dan kobalt. Kandungan magnesium yang tinggi di dalam bijih nikel saprolit menyebabkan bijih jenis ini lebih cocok diolah melalui jalur pirometalurgi. Pada penelitian kali ini, akan dipelajari pengaruh temperatur dan penambahan CaSO4 dan H3BO3 pada proses reduksi bijih nikel laterit menggunakan reduktor batubara terhadap pembentukan partikel logam/mate. Briket yang digunakan terdiri dari tiga jenis, yaitu briket A (6% batubara), briket B (6% batubara + 15% CaSO4), dan briket C (6% batubara + 15% CaSO4 + 10% H3BO3). Penambahan bahan imbuh tersebut didasari oleh percobaan-percobaan sebelumnya dan simulasi FactSage. Briket direduksi pada temperatur 1100?C, 1150?C, 1200?C, 1250?C, 1300?C selama satu jam menggunakan horizontal tube furnace dengan dialiri gas argon dengan debit 1 L/menit. Briket hasil reduksi kemudian dipreparasi dan diamati dengan menggunakan mikroskop optik. Gambar yang didapat dengan mikroskop optik diolah dengan perangkat lunak ImageJ untuk mendapatkan ukuran partikel logam/mate yang terbentuk. Briket hasil reduksi juga dianalisis menggunakan SEM-EDS dan EPMA-WDS. Dalam rentang temperatur reduksi 1100ºC-1300ºC, peningkatan temperatur reduksi meningkatkan ukuran partikel logam yang terbentuk, baik feronikel maupun nikel mate. Pada Briket A (6% batubara), ukuran partikel terbesar yaitu 149,2 ?m dan diameter rata-rata terbesar sebesar 1,82 ?m. Pada Briket B (6% batubara + 15% CaSO4), ukuran partikel terbesar yaitu 77,22 ?m dan diameter rata-rata terbesar sebesar 2,24 ?m. Pada Briket C (6% batubara + 15% CaSO4 + 10% H3BO3), ukuran partikel terbesar yaitu 1079,18 ?m dan diameter rata-rata terbesar sebesar 5,21 ?m. Pada temperatur 1200ºC, briket A (6% batubara) menghasilkan kadar nikel dalam feronikel tertinggi sebesar 10,3%. Briket B (6% batubara + 15% CaSO4) menghasilkan kadar nikel tertinggi dalam nikel mate sebesar 14,35%. Briket C (6% batubara + 15% CaSO4 + 10% H3BO3) menghasilkan kadar nikel tertinggi dalam nikel mate sebesar 25,33%. 

Institution Info

Institut Teknologi Bandung