Institusion
Institut Teknologi Bandung
Author
Romulo, Adam (STUDENT ID : 25016042)
(LECTURER ID : 0015086901)
Subject
Datestamp
0000-00-00 00:00:00
Abstract :
Dalam rangka memenuhi fungsinya, suatu bangunan gedung harus dijaga tingkat keandalannya agar berada pada batas yang diizinkan. Ketidakjelasan batasan keandalan yang harus dijaga, keterlambatan pemeliharaan atau perawatan pada elemen-elemen bangunan gedung, dan tidak jelasnya fokus kegiatan pemeliharaan atau perawatan bangunan gedung akan mengakibatkan menurunnya keandalan fasilitas banguan gedung. Untuk mengatasi semua permasalahan di atas, diperlukan suatu strategi penjadwalan pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung yang menempatkan keandalan bangunan gedung sebagai landasan utama kegiatan pemeliharaan dan perawatan.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Barat adalah perangkat daerah pemerintah provinsi Jawa Barat yang memiliki fungsi mengembangkan kompetensi dan melakukan sertifikasi terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN). BPSDM Provinsi Jawa Barat memiliki dua jenis bangunan gedung sebagai asetnya yakni 76 buah wisma identik dengan usia bangunan 17 tahun (tahun 2017) dan sebuah gedung pelatihan, gedung baru berlantai empat dengan usia 3 tahun (tahun 2017). Dengan jumlah aset bangunan gedung yang sangat banyak, diperlukan strategi penjadwalan pemeliharaan / perawatan yang dapat menjamin terjaganya keandalan operasional bangunan gedung yang ada.
Pemeliharaan Berbasis Keandalan (PBK) adalah sejumlah langkah yang dibangun berdasarkan evaluasi sistematis yang digunakan untuk mengembangkan atau mengoptimalkan program pemeliharaan atau perawatan. Dalam PBK, kegiatan pemeliharaan atau perawatan difokuskan pada komponen-komponen kritis sebagai komponen yang paling berpengaruh terhadap keandalan dari elemen bangunan gedung yang ditinjau. Analisis statistik terhadap data waktu kegagalan dari komponen kritis yang ditinjau akan memberikan informasi tentang pola distribusi frekuensi kegagalan yang terjadi dan tingkat keandalan komponen kritis yang ditinjau.Sebaliknya, jika suatu nilai keandalan telah ditetapkan sebagai batas layan yang harus dijaga, penjadwalan kegiatan pemeliharaan atau perawatan dapat ditentukan dengan merujuk kepada pola distribusi frekuensi kegagalan maupun tingkat keandalan yang sudah dianalisis. PBK pada awalnya diterapkan di dunia penerbangan pada era 1960-an, dan kini diaplikasikan di berbagai bidang (reaktor nuklir, pesawat luar angkasa, persenjataan dan fasilitas militer, berbagai bidang dalam teknik mesin serta teknik industri, dan lain-lain) sebagai cara untuk menjamin terlaksananya kegiatan pemeliharaan atau perawatan yang mampu menjaga keandalan fasilitas, aset, atau infrastruktur terkait.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan strategi penjadwalan pemeliharaan atau perawatan elemen-elemen nonstruktural bangunan gedung agar keandalannya dapat dipertahankan dengan mengaplikasikan metode PBK pada pemeliharaan atau perawatan bangunan gedung. Klasifikasi elemen-elemen bangunan gedung, jenis kegiatan pemeliharaan atau perawatan terhadap bangunan gedung, serta aspek manajemen organisasi pemeliharaan atau perawatan bangunan gedung dalam penelitian ini merujuk pada standard Permen PU No. 24/PRT/M/2008.
Metode PBK dapat dipergunakan sebagai salah satu cara untuk membuat strategi penjadwalan pemeliharaan atau perawatan bangunan gedung. Keandalan minimal bangunan gedung yang harus bisa dipertahankan oleh pengelola banguan gedung BPSDM Provinisi Jawa Barat adalah 65,8%. Waktu pemeliharaan atau perawatan yang disarankan adalah 36,67 minggu untuk cylinder; 54,92 minggu untuk plafond gipsum; 54,90 minggu untuk wuwungan; 47,27 minggu untuk cat dinding eksterior; 9,95 minggu untuk referigerant AC wisma; 16,87 minggu untuk motor penggerak pintu lift; dan 28,38 minggu untuk referigerant AC gedung pelatihan.