DETAIL DOCUMENT
PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG DI NUSA TENGGARA TIMUR
Total View This Week0
Institusion
Institut Teknologi Bandung
Author
Akbar Putra Bharata, Alif (STUDENT ID : 15515027)
(LECTURER ID : 0010047601)
(LECTURER ID : 0005048207)
Subject
 
Datestamp
0000-00-00 00:00:00 
Abstract :
Indonesia sebagai salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam memiliki banyak potensi untuk memproduksi listrik yang dapat dikonsumsi oleh seluruh masyarakatnya , namun kenyataannya beberapa daerah di Indonesia masih memiliki rasio elektrifikasi kurang dari 80%. Energi baru terbarukan merupakan sebuah alternatif dalam memenuhi produksi listrik. Indonesia sudah mulai menerapkan pembangkit listrik dengan energi baru terbarukan, namun belum menyentuh sumber daya dari laut. Salah satu energi terbesar yang disimpan oleh Indonesia adalah energi gelombang laut. Dengan menghubungkan peta potensi energi gelombang dan peta rasio elektrifikasi di Indonesia, Nusa Tengara Timur memiliki potensi energi gelombang yang sangat tinggi dan memiliki rasio elektrifikasi yang relatif rendah dibanding daerah di Indonesia yang lain. Nusa Tenggara Timur memiliki tinggi gelombang yang relatif tinggi dan perioda gelombang yang relatif panjang di bagian perairan selatan, ladang pembangkit akan diletakkan di bagian selatan Nusa Tenggara Timur. Target pengaliran listrik adalah Pulau Sumba, pulau yang memiliki rasio elektrifikasi yang relatif rendah dibanding pulau utama yang lain dan memiliki proyek ?Sumba Iconic Island?, sebuah proyek untuk membangkitkan 100% listrik bersumber energi baru tebarukan di Pulau Sumba. Lokasi ladang pembangkit ditentukan dengan menggunakan data parameter gelombang yang disediakan oleh ECMWF selama 10 tahun terakhir di daerah Pulau Sumba. Lokasi ditetapkan pada titik 119,191o BT dan 9,783o LS dengan kedalaman 101,2 meter dan berjarak 13 km dari jaringan PLN terdekat. Instrumen pembangkit sebagai komponen utama ladang pembangkit adalah Pelamis, sebuah teknologi pembangkit gelombang yang berbentuk seperti ular yang mengapung dan memanfaatkan pergerakan engsel di antara bagian-bagian dari alat tersebut untuk menghasilkan listrik. Satu instrumen Pelamis dapat membangkitkan listrik sebesar 696.639 kWh dengan daya sebesar 79,525 kW. Direncanakan akan diletakkan 28 buah Pelamis untuk membangkitkan daya sebesar 1,88 MW. Analisis finansial menunjukkan harga listrik per kWh dari ladang pembangkit ini adalah Rp. 7.260, atau 2,7 kali lipat dari harga yang berlaku di Nusa Tenggara Timur per tahun 2019. 

Institution Info

Institut Teknologi Bandung