DETAIL DOCUMENT
APLIKASI CITRA HIPERSPEKTRAL DAN ANALISIS KUANTITATIF DALAM PENENTUAN ZONA ALTERASI HIDROTERMAL PADA SISTEM PANAS BUMI AKTIF
Total View This Week0
Institusion
Institut Teknologi Bandung
Author
Magfirah, Nurul (STUDENT ID : 22117009)
(LECTURER ID : 0025117103)
(LECTURER ID : 0016118305)
Subject
 
Datestamp
0000-00-00 00:00:00 
Abstract :
Metode pemetaan pengindraan jauh (indraja) dengan menggunakan citra hiperion sensor hiperspektral efektif digunakan dalam mengidentifikasi mineral alterasi pada daerah panas bumi karena memiliki jumlah band yang lebih banyak dibandingkan dengan citra optis lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis serta memetakan zona alterasi berdasarkan sebaran mineral alterasi pada lapangan panas bumi Wayang Windu. Selain itu juga mengidentifikasi kondisi daerah penelitian diantaranya jenis batuan, tingkat pelapukan, tipe alterasi serta kondisi alterasi pada Lapangan Panas Bumi Wayang Windu. Pengambilan conto permukaan berupa tanah dan batuan dilakukan untuk analisis laboratorium berupa x-ray diffraction, xray fluoroscence dan analisis kecocokan spektral dengan data reflektansi spektroskopi untuk validasi data indraja. Teridentitifikasi kelompok mineral silika, kaolinite, sulfat, klorit, zeolit serta oksida yang menjadi penciri alterasi argilik lanjut dan propilitik. Metode pemetaan yang digunakan dalam penelitian ini seperti spectral angle mapper dan linear spectral unmixing mampu memetakan zona alterasi pada daerah yang tidak bervegetasi hingga bervegetasi jarang. Penggunaan diagram total alkali?silika (TAS) vulkanik untuk mengklasifikasikan jenis batuan pada daerah penelitian menunjukkan jenis batuan basaltik-andesitik hingga andesitik, chemical index alteration (CIA) merupakan diagram untuk mengetahui tingkat pelapukan dengan memasukkan tiga senyawa oksida yaitu Al2O3?MgO? (CaO+Na2O+K2O) yang menunjukkan tingkat pelapukan daerah penelitian tinggi, dan diagram ACF, AKF merupakan penentuan mineral alterasi berdasarkan kemunculan mineral dengan menggunakan elemen utama yaitu ACF A(Al2O3- Na2O-K2O), C(CaO-[10/3]P2O5) dan F(Fe2O3) sedangkan diagram AKF A(Al2O3- Na2O+K2O), K(K2O) dan F(MgO+Fe2O3+MnO) menujukkan tipe alterasi argilik menengah, persamaan Intensity of Alteration (IA) menunjukkan alterasi yang terjadi pada daerah penelitian tergolong lemah hingga kuat. 

Institution Info

Institut Teknologi Bandung