Institusion
Institut Teknologi Bandung
Author
Riqqah Hassan, Siti (STUDENT ID : 10715097)
(LECTURER ID : 0012126902)
(LECTURER ID : 0007118704)
Subject
Datestamp
0000-00-00 00:00:00
Abstract :
Kurkumin merupakan senyawa hasil isolasi dari rimpang Curcuma domestica L. (kunyit) yang
memiliki banyak potensi, diantaranya aktivitas antivirus. Namun, pengembangan obat berbasis
kurkumin terhalang karena kelarutan dan penyerapan selnya yang buruk, serta mudah terdegradasi
oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kurkumin dalam sistem
nanoemulsi (nanokurkumin) dengan muatan permukaan kationik, yang berbeda dari muatan
permukaan formulasi nanokurkumin sebelumnya. Nanokurkumin kationik dibentuk dengan
menambahkan senyawa DDAB (didodesildimetilamonium bromida) ke dalam sistem nanoemulsi.
Penambahan DDAB bertujuan untuk mengubah muatan permukaan nanokurkumin menjadi positif
dan untuk meningkatkan penyerapan sel dari kurkumin. Nanokurkumin kationik dievaluasi
karakteristik fisikanya menggunakan particle analyzer untuk mengukur ukuran partikel, indeks
polidispersitas, dan zeta potensial; TEM untuk mengamati morfologi nanokurkumin;
spektrofotometer UV-Vis untuk menentukan kadar kurkumin terjerat dalam kedua sistem
nanoemulsi. Evaluasi potensi sitotoksisitas nanokurkumin dilakukan melalui penentuan nilai CC50
dengan metode MTT assay menggunakan microplate reader pada panjang gelombang 570 nm
untuk mengukur jumlah sel viable, sedangkan evaluasi potensi antivirus dilakukan dengan
penentuan nilai IC50 pada kondisi co-treatment menggunakan RT-qPCR dua tahap untuk
menguantifikasi titer virus. Nanokurkumin dan nanokurkumin kationik secara berurutan memiliki
ukuran partikel (indeks polidispersitas) sebesar 24,8 ± 2,5 nm (0,189 ± 0,385) dan 28,17 ± 4,02 nm
(0,447 ± 0,027); zeta potensial sebesar -4,3 ± 0,5 mV dan +2,2 ± 0,17 mV; bentuk yang seragam
dengan droplet nanokurkumin kationik berukuran lebih besar karena memiliki lapisan permukaan
yang lebih tebal; kadar kurkumin terjerat sebesar 93,75 ± 0.95 % dan 99 ± 0.50 %. Nilai CC50 didapat
sebesar 21,42 ?g/mL untuk nanokurkumin dan 2,1 ?g/mL untuk nanokurkumin kationik. Nilai IC50
yang didapat sebesar 1,688 ?g/mL untuk nanokurkumin dan 0,777 ?g/mL untuk nanokurkumin
kationik pada DENV-1, sedangkan pada DENV-2 4,809 ?g/mL untuk nanokurkumin dan 1,764 ?g/mL
untuk nanokurkumin kationik. Berdasarkan hasil tersebut, nanokurkumin kationik lebih sitotoksik
terhadap sel A549 dan lebih bersifat virusidal terhadap virus dengue dibanding nanokurkumin,
namun diperlukan pengujian lebih lanjut untuk mendukung kesimpulan tersebut.