DETAIL DOCUMENT
KAJIAN RESPON DENV-2 DAN DENV-4 TERHADAP NANOEMULSI KURKUMIN SECARA IN VITRO
Total View This Week0
Institusion
Institut Teknologi Bandung
Author
Khansa Suada, Nadia (STUDENT ID : 10713043)
(LECTURER ID : 0012126902)
Subject
 
Datestamp
0000-00-00 00:00:00 
Abstract :
Kurkumin adalah senyawa aktif dari tanaman Curcuma domestica yang memiliki banyak manfaat. Salah satu khasiat yang banyak dilaporkan adalah sebagai antivirus, salah satunya virus dengue. Kurkumin dapat menginhibisi virus dengue melalui sistem seluler diantaranya ubiquitin proteasome system (UPS) dan modulasi envelop virus. Kurkumin memiliki kelarutan yang rendah dalam air, mudah terdegradasi oleh cahaya dan pH dan mudah termetabolisme menjadi bentuk tidak aktif, menyebabkan bioavaibilitas dalam tubuh rendah. Hal ini menjadi masalah utama dalam pengembangan sediaan kurkumin. Bentuk sediaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah nanoemulsi, di mana sediaan ini dapat meningkatkan kelarutan, meningkatkan stabilitas, dan meningkatkan efikasi kurkumin. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji karakteristik fisikokimia dan stabilitas kurkumin dalam nanoemulsi menggunakan formula pada penelitian sebelumnya dan mengevaluasi potensi antivirus kurkumin dalam nanoemulsi dibandingkan dengan larutan kurkumin dalam DMSO secara in vitro menggunakan sel A549 (human lung ephithelial cell line) yang diinfeksi virus DENV-2 dan DENV-4. Karakteristik fisik sediaan nanoemulsi kurkumin dilakukan dengan menentukan ukuran partikel, indeks polidispersi dan zeta potensial menggunakan Particle Size Analyzer. Uji stabilitas fisik dilakukan pengamatan visual dan stabilita kimia dengan penetapan kadar menggunakan High Pressure Liquid Chromatography pada suhu 25 o C dan suhu 40°C. Efek sitotoksik kurkumin pada sel A549 ditentukan dengan nilai CC50 menggunakan metode MTT (3-[4,5- dimethylthiazol-2-yl]-2,5 diphenyl tetrazolium bromide). Efek antiviral kurkumin ditentukan dengan nilai IC50 menggunakan plaque assay. Hasil karakterisasi ukuran globul, indeks polidispersi dan zeta potensial adalah 43,6 ± 13,27 nm, 0,39 ± 0,175 dan -0,12 ± 0,5 mV; morfologi memperlihatkan kurkumin terenkapsulasi dalam sistem nanoemulsi berbentuk bulat dengan ukuran berkisar 100 nm. Penyimpanan nanoemulsi kurkumin tanpa penambahan pengawet pada suhu 25°C dan suhu 40°C menunjukkan kecenderungan terkontaminasi oleh mikroba. CC50 kurkumin dalam nanoemulsi dan larutan yaitu 52,278 µg/ml dan 61,536 µg/ml. Kurkumin dapat menurunkan titer virus DENV-2 dan DENV-4 dengan IC50 kurkumin dalam nanoemulsi dan larutan berturut-turut adalah 2,606 µg/ml, 4,03 µg/ml, 15,134 µg/ml, dan 17,236 µg/ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa virus DENV-2 dan DENV-4 memberikan respon positif terhadap kurkumin, baik dalam bentuk nanoemulsi maupun larutannya. Potensi kurkumin sebagai antivirus DENV-2 dan DENV-4 baik dalam bentuk nanoemulsi maupun larutannya sebanding, sehingga nanoemulsi berpotensi digunakan sebagai alternatif untuk penghantaran kurkumin sebagai antivirus dengue.  

Institution Info

Institut Teknologi Bandung