DETAIL DOCUMENT
PEMBUATAN DAN EVALUASI AKTIVITAS SEDIAAN ALERGEN DARI EKSTRAK DAGING KEPITING BAKAU HIJAU (Scylla serata)
Total View This Week0
Institusion
Institut Teknologi Bandung
Author
Sri Wartami, Adelia (STUDENT ID : 10713099)
(LECTURER ID : 0027105001)
(LECTURER ID : 0010058303)
Subject
 
Datestamp
0000-00-00 00:00:00 
Abstract :
Alergen adalah antigen yang menyebabkan reaksi alergi. Antigen umumnya berasal dari molekul berukuran besar seperti protein. Daging kepiting bakau hijau merupakan pangan yang kaya akan protein dan tidak jarang ditemukan kasus reaksi alergi pada sebagian individu yang mengkonsumsinya. Dari hasil SDS-PAGE, teridentifikasi protein berukuran 36 kDa dan 41 kDa yang diduga merupakan protein penyebab alergi, yaitu Tropomyosin dan Arginin Kinase. Untuk mendiagnosis alergi, dilakukan pengujian skin prick test dengan suatu seri kit alergen. Faktanya, seri kit alergen yang dijual di Indonesia umumnya masih diimpor dari luar negeri. Pada penelitian ini, dilakukan pembuatan alergen dari daging kepiting, pengevaluasian aktivitas alergen, penentuan konsentrasi optimum alergen, dan waktu diagnosis alergi yang optimum. Marmut dipilih sebagai hewan percobaan karena peka terhadap alergen. Sebelum dilakukan pengujian, marmut disensitisasi menggunakan ekstrak daging kepiting rebus selama 2 minggu. Sediaan alergen hasil preparasi kemudian diuji dengan dengan reaksi anafilaktik kutan aktif pada marmut bersama dengan sediaan lain sebagai pembanding (pelarut alergen, ekstrak daging kepiting, dan pelarut ekstrak) secara intrakutan. Parameter yang diamati yaitu luas dan intensitas kemerahan relatif dari eritema yang dihasilkan selama 3 jam. Pengambilan data dilakukan setiap ½ jam dengan memotret eritema di punggung marmut. Intensitas kemerahan ditentukan secara relatif kualitatif dan luas eritema secara aplikasi IMAGEJ. Hasil penelitian menunjukkan alergen steril yang dibuat berupa larutan jernih dalam gliserin 50%, konsentrasi optimum yang dapat digunakan pada produk alergen kepiting ialah 1 mg/mL dan 0,5 mg/mL, dan waktu optimum pengambilan data yaitu antara 0,5-2 jam setelah alergen dan pelarut disuntikkan secara intrakutan sejumlah 0,1 mL pada marmut.  

Institution Info

Institut Teknologi Bandung