Abstract :
Rute peroral untuk terapi sistemik memberikan kemudahan dan kenyamanan
administrasi obat bagi pasien. Meski demikian sediaan peroral memberikan
tantangan dari segi teknologi pembuatannya. Untuk memastikan senyawa aktif
terhantar ke reseptornya, obat terlebih dahulu harus terabsorbsi masuk ke dalam
pembuluh darah. Absorbsi obat menjadi terkendala jika permeabilitasnya rendah
dan menyebabkan bioavailabilitasnya kecil. Penggunaan lektin untuk
glikotargeting merupakan salah satu pendekatan untuk mengatasi permasalahan
dalam penghantaran senyawa dengan permeabilitas rendah. Interaksi lektin dengan
beberapa jenis gugus gula yang terdapat pada sel-sel di permukaan dinding saluran
cerna dapat menyebabkan lektin untuk terserap. Saluran cerna dengan area yang
luas dan terglikosilasi dapat ditargetkan untuk tujuan tersebut. LSMT (subunit
rantai ringan dalam kompleks tetramer enzim tirosinase Agaricus bisporus)
memiliki kemampuan untuk mengenali gugus gula secara spesifik, tidak toksik dan
tidak imunogenik. Pembentukan biokonjugasi obat dengan LSMT dieksplorasi
dalam penelitian ini untuk mengetahui kemampuan LSMT sebagai pembawa
menggunakan kaptopril sebagai model obat. Penelitian diawali dengan mengetahui
aksesibilitas residu sistein (kandidat penyedia ikatan konjugasi di permukaan
protein) menggunakan program ASAView dan NetSurfP. Secara in vitro
aksesibilitas sistein dilakukan dengan pengujian sulfhidril bebas menggunakan
pereaksi DTNB. Biokonjugasi rLSMT-kaptopril akhirnya memungkinkan untuk
dilakukan menggunakan residu lisin pada permukaan protein. Konjugat dibentuk
dengan bantuan linker SMPT yang memanfaatkan ikatan disulfida yang dapat
tereduksi untuk melepaskan obat terikatnya. Kondisi optimum yang saat ini
ditemukan untuk pembentukan konjugat adalah pada suhu 4°C selama 24 jam pada
tahap aktivasi protein dengan SMPT dan 48 jam pada tahap pengikatan kaptopril
dengan perbandingan protein:SMPT = 1:10 dan protein teraktivasi:kaptopril =
1:100. Substitusi konjugasi yang diperoleh pada kondisi tersebut adalah antara 1- 2
mol kaptopril per mol LSMT. Konjugat yang terbentuk stabil pada larutan simulasi
lambung dan usus. Selain itu uji permeabilitas awal secara in vitro menggunakan
sel Caco2 dan secara ex vivo dengan metode non-everted gut sac menunjukan
bahwa konjugat tidak mengurangi kemampuan LSMT untuk menembus dinding
saluran cerna.