Institusion
Institut Teknologi Bandung
Author
Rachel Praevina Nababan, Benita (STUDENT ID : 20716042)
(LECTURER ID : 0012126902)
(LECTURER ID : 0014088110)
(LECTURER ID : 0013087608)
Subject
Datestamp
0000-00-00 00:00:00
Abstract :
Pemanfaatan silan dari limbah batang nanas sebagai eksipien di bidang farmasi
merupakan salah satu solusi untuk mengurangi masalah lingkungan akibat limbah
organik. Silan merupakan bahan yang berpotensi untuk dijadikan sebagai pembawa
dalam sistem penghantaran ke kolon karena memiliki karakteristik tidak larut air,
tahan pada suasana asam, dan hanya dapat didegradasi oleh enzim silanase di kolon.
Asam 5-aminosalisilat (5-ASA) merupakan standar pengobatan untuk terapi
inflammatory bowel disease (IBD). 5-ASA dapat diabsorpsi secara cepat pada
saluran cerna bagian atas sehingga menjadi tidak efektif untuk pengobatan IBD dan
resiko efek samping yang tidak diinginkan jika digunakan dalam waktu lama. Oleh
karena itu, untuk mencegah absorpsi pada saluran cerna bagian atas sehingga
mengurangi efek samping obat yang tidak diinginkan, 5-ASA dikonjugasikan
dengan silan untuk membentuk suatu prodrug. Pembentukan prodrug ini terdiri dari
dua tahap yaitu sintesis pembentukan asam 5-formilaminosalisilat dan konjugasi
silan dengan 5-ASA menggunakan 1,1????- carbonyldiimidazole dalam pelarut dimetil
sulfoksida dan katalis trietilamin. Hasil sintesis dikarakterisasi dengan
spektrofotometer UV-Vis dan inframerah. Studi profil in vivo 5-ASA bebas maupun
bentuk prodrugnya dilakukan pada tikus Wistar setelah pemberian kedua senyawa
secara peroral. Selanjutnya dilakukan uji aktivitas prodrug silan-5-ASA pada model
tikus kolitis yang diinduksi dengan TNBS (80 mg/kg bb) secara intrarektal. Hewan
uji dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kontrol negatif, kontrol positif, 5-ASA (180
mg/kg bb/hari), silan (192,96 mg/kg bb/hari), dan konjugat ester silan-5-ASA
(372,96 mg/kg bb/hari). Pengamatan dilakukan selama 14 hari dan indeks angka
penyakit (IAP) dievaluasi setiap hari. Setelah 14 hari, tikus dikorbankan dan kolon
tikus diisolasi untuk dianalisis meliputi panjang dan berat kolon, kerusakan secara
makroskopik, histologi, dan pengamatan mediator inflamasi dengan RT-PCR
semikuantitatif. Hasil karakterisasi prodrug menunjukkan bahwa silan-5-ASA
berhasil disintesis. Hasil uji aktivitas menunjukkan nilai IAP kelompok yang
diberikan prodrug silan-5-ASA menurun secara signifikan dibandingkan dengan
kelompok kontrol (p<0,05). Hal ini dikonfirmasi dengan data pengamatan histologi,
pengamatan makroskopik kolon, dan pengamatan mediator inflamasi kelompok.
Keberhasilan pentargetan ke kolon prodrug dikonfirmasi data profil in vivo kadar
5-ASA dari prodrug dan bentuk bebasnya setelah pemberian oral, di mana 5-ASA
dalam bentuk prodrug diabsorpsi sangat rendah dibandingkan dengan 5-ASA bebas
ii
yang sangat besar diabsorpsi di saluran cerna bagian atas. Dari hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa konjugasi silan dan 5-ASA sangat menjanjikan sebagai
bentuk alternatif untuk penghantaran bertarget 5-ASA di kolon.