Institusion
Institut Teknologi Bandung
Author
Sylviani, Rinda (STUDENT ID : 25417089)
(LECTURER ID : 0026045301)
(LECTURER ID : 0030016001)
Subject
Datestamp
0000-00-00 00:00:00
Abstract :
Indonesia telah terjadi meningkatnya aktivitas gempa bumi dan tsunami dalam
beberapa tahun terakhir ini. Kejadian bencana tsunami setidaknya telah terjadi 110
bencana tsunami di Indonesia, 100 kejadian diantaranya disebabkan oleh gempa
bumi, 9 kejadian disebabkan oleh letusan gunung berapi dan 1 kejadian disebabkan
oleh tanah longsor. Salah satu kota yang memiliki ancaman terhadap tsunami yaitu
Kota Bengkulu. Kota Bengkulu diprediksi terkena tsunami dalam beberapa tahun
mendatang akibat gempa di bawah laut, gempa bumi berkekuatan besar terjadi pada
12 September 2007 yang menghasilkan ketinggian tsunami hingga 4 meter dari
garis pantai. Di Kota Bengkulu direncanakan akan dilakukan pengembangan
Pelabuhan Pulau Baai sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang dinilai
mampu menjadikan Kota Bengkulu sebagai tujuan investasi masa depan, bahkan
dinilai mampu menjadi KEK terbesar dan paling produktif di Indonesia.
Harapannya dengan adanya pembangunan KEK, perlu dilakukan juga upaya-upaya
pengurangan risiko bencana melalui penguatan kapasitas pemerintah, entitas bisnis
dan masyarakat dalam meminimalisir dampak apabila tsunami. Namun, perlu
melihat upaya-upaya pengurangan risiko yang sudah dilakukan saat ini dan masa
depan. Penelitian ini berfokus kepada pengurangan risiko bencana tsunami di
Pesisir Kota Bengkulu dengan fokus pada penguatan kapasitas pemerintah, entitas
bisnis dan masyarakat. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis bahaya,
analisis kerentanan (kerentanan sosial, kerentanan fisik, kerentanan ekonomi,
kerentanan lingkungan), analisis kapasitas, analisis risiko dan menyusun strategi
pengurangan risiko bencana di Pesisir Kota Bengkulu dengan fokus pada penguatan
kapasitasnya. Hasilnya adalah indeks bahaya yaitu 75% dengan klasifikasi tinggi,
indeks kerentanan 0,77 dengan klasifikasi tinggi, indeks kapasitas 0,42 dengan
klasifikasi sedang dan skor risiko yaitu 0,48 dengan klasifikasi sedang. Selain itu,
disusun pengelompokkan strategi menjadi 3 yaitu level 1, level 2 dan level 3
diterapkan pada zona merah dengan risiko tinggi ? sangat tinggi, level 2 dan level
3 diterapkan pada zona kuning dengan risiko yang sedang, dan level 3 diterapkan
pada zona hijau dengan risiko yang rendah ? sangat rendah.