Institusion
Institut Teknologi Bandung
Author
Nurul Kusuma Whardani, Putri (STUDENT ID : 25018001)
(LECTURER ID : 0018085502)
(LECTURER ID : 0021057011)
(LECTURER ID : 0007118304)
Subject
Datestamp
0000-00-00 00:00:00
Abstract :
Pemerintah Indonesia memperkirakan dibutuhkan dana sekitar 45% dari total
kebutuhan pembiayaan infrastruktur untuk memenuhi gap kebutuhan pembiayaan
infrastruktur pada tahun 2020-2024. Dibutuhkan sebuah inovasi pembiayaan yang
efektif dalam menghadapi hal tersebut, Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha
(KPBU) merupakan sebuah inovasi pembiayaan yang diatur dalam Perpres Nomor 38
Tahun 2015. Salah satu jenis pengembalian investasi KPBU yaitu skema Availability
Payment (AP), skema AP merupakan skema baru yang diterapkan di Indonesia. Proyek
Kereta Api Makassar ? Parepare (KA MAKPAR) merupakan pilot project KPBU
dengan menggunakan skema AP pada sektor transportasi khususnya perkeretaapian di
lingkup Kementerian Perhubungan. Untuk itu penelitian ini bermaksud melakukan
evaluasi mengenai penerapan skema AP pada proyek KA MAKPAR dengan melihat
gap antara teori dan pelaksanaannya serta menganalisis hambatan dalam penerapannya
lalu memberikan rekomendasi untuk kelancaran penerapan kedepannya. Lingkup
evaluasi dari penelitian ini menggunakan 8 (delapan) parameter penilaian penerapan
skema AP yang terdiri dari kriteria proyek, komitmen PJPK, pemenuhan prinsip
KPBU, analisis kelayakan finansial, kapasitas fiskal PJPK, indikator kinerja,
pembebasan lahan, dan penjaminan. Dari 8 (delapan) parameter penilaian penerapan
skema AP dapat disimpulkan bahwa pilot project ini tidak tepat untuk dijadikan
percontohan skema AP pada sektor transportasi di Indonesia. Ditemukan beberapa gap
antara teori dan pelaksanaan pada penerapan skema AP ini antara lain proyek ini tidak
tepat menerapkan skema AP karena merupakan hard infrastructure, pembangunan
segmen F tidak tepat menerapkan skema AP karena tidak memberikan manfaat kepada
masyarakat luas (publik), dan penerapan skema AP pada proyek ini lebih diterapkan
untuk operation and maintenance prasarana sedangkan untuk investasi pembangunan
hanya dilakukan sebagian yaitu pada segmen F.