DETAIL DOCUMENT
INTERPRETASI METODE GAYABERAT DALAM MENGIDENTIFIKASI POTENSI PANAS BUMI DI DAERAH LIMBONG, KABUPATEN LUWU UTARA, SULAWESI SELATAN
Total View This Week0
Institusion
Institut Teknologi Bandung
Author
Adur (STUDENT ID : 12317045)
(LECTURER ID : 0009095301)
(LECTURER ID : 0027129301)
Subject
 
Datestamp
0000-00-00 00:00:00 
Abstract :
Pengembangan energi panas bumi di Indonesia dapat membantu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia akan energi yang terus meningkat serta menggantikan energi fosil yang akan habis suatu saat nanti. Daerah yang menjadi objek penelitian adalah daerah Limbong, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Penelitian bertujuan untuk menentukan model sistem panas bumi yang berkembang di lapangan panas bumi Limbong. Berdasarkan data observasi gayaberat dan topografi dari Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panasbumi (PSDMBP) pada tahun 2010, penelitian ini menggunakan data tersebut untuk menentukan nilai Complete Bouguer Anomaly (CBA) lapangan panas bumi Limbong. Hasil yang diperoleh dari pengolahan data CBA berupa peta anomali Bouguer lengkap dengan rentang nilai anomali -81 sampai -65 mGal dengan menggunakan densitas yang didapatkan dari densitas rata-rata batuan yakni sebesar 2,62 gr/cm3. Setelah itu, dilakukan pengolahan data gayaberat menggunakan dua metode yaitu metode moving average dan polinomial orde dua. Kemudian dilakukan pemisahan anomali regional dan residual. Hasil dari nilai anomali kedua metode tersebut dibandingkan dan dipilih salah satu yang paling optimal untuk dilakukan pengolahan data lebih lanjut. Pada peta anomali Bouguer menunjukkan adanya anomali rendah di bagian tengah daerah penelitian dan anomali yang bernilai tinggi di bagian daerah timur dan barat daerah penelitian. Hasil anomali residual pada metode polinomial orde dua yang menunjukkan nilai anomali tinggi pada daerah barat laut dan selatan daerah penelitian yang diperkirakan akibat adanya satuan batuan vulkanik yang masih segar dan masif serta arah orientasi pada polinomial orde dua lebih mencerminkan daerah geologi Limbong, sehingga metode ini dinilai lebih unggul dibandingkan metode moving average. Terdapat 3 komponen penyusus sistem panas bumi Limbong. Pertama intrusi diorit yang diperkirakan sebagai sumber panas, kedua batuan Vulkanik tak terpisahkan diperkirakan sebagai reservoir, dan lapisan yang diduga menjadi caprock merupakan lapisan batuan Aliran lava andesitik dan Aliran lava piroklastik-1. 

Institution Info

Institut Teknologi Bandung