Institusion
Institut Teknologi Bandung
Author
Indianasari, Tresna (STUDENT ID : 28919009)
(LECTURER ID : 0019076001)
(LECTURER ID : 0008058710)
(LECTURER ID : 0008058710)
Subject
Datestamp
0000-00-00 00:00:00
Abstract :
Warga Kota Bandung cenderung senang menggunakan kendaraan pribadi dalam
mobilitas sehari-hari. Namun, hal tersebut tidak sejalan dengan pengembangan
fsilitas penunjangnya sehingga menimbulkan permasalahan-permasalahan.
Pemerintah Kota Bandung kini telah mencanangkan rencana kawasan Transit
Oriented Development (TOD) dimana semua transportasi umum saling terhubung
dengan fasilitas umum juga fasilitas penunjangnya yang ramah bagi pejalan kaki.
Rencana kawasan tersebut dibagi menjadi sembilan sub area TOD dimana Stasiun
Bandung menjadi salah satu sub pusat kawasannya. Sub pusat kawasan ini memiliki
sebagian besar jenis moda transportasi umum yang dimiliki kota baik angkutan
komersial maupun kendaraan pribadi. Hal tersebut menjadi dasar dalam
perancangan tesis ini. Kawasan timur Stasiun Bandung menjadi focus utama tugas
akhir ini, dimana perannya sebagai pusat kawasan dari beberapa fasilitas TOD
utama yang akan dibangun berdasarkan Peraturan Daerah yang telah dibuat. Selain
itu, kawasan ini diasosiasikan dengan berbagai jenis penggunaan lahan seperti
perumahan, komersial, maupun rekreasi. Beberapa fasilitas umum seperti rumah
sakit dan tempat peribadatanpun berdiri di kawasan ini. Ada pula stasiun transit
monorail yang berada di dalam kawasan ini. Dengan meningkatkan jalur sirkulasi
publik di sepanjang kawasan, baik bagi pejalan kaki maupun pengendara sepeda,
perancangan tugas akhir ini mampu menghasilkan interkoneksi antara beberapa
aktivitas di kawasan tersebut. Upaya untuk mendorong masyarakat agar mau
berjalan, jalur sirkulasi pejalan kaki dan jalur sepeda haruslah didesain dengan
aman, menyenangkan untuk dilalui, dan mampu mengakomodir kenyamanan para
penggunanya.
Pada saat penyusunan tesis ini, jalur pejalan kaki dan pengguna sepeda eksisting
masih cukup jauh dari kondisi aman dan nyaman untuk dilintasi. Minimnya fasilitas
yang memadai bagi pejalan kaki dan pengguna sepeda seperti street furniture,
sedikitnya elemen peneduh jalur, minimnya fasilitas untuk beristirahat, tidak
standarnya lebar jalur, tidak terkoneksinya jalur, dan tidakadanya jalur sepeda
khusus membuatnya jauh dari kata aman dan nyaman. Penggunaan elemen lanskap
pada jalur dan tempat istirahat pejalan kaki pada perancangan diutamakan dalam
mewujudkan jalur yang walkable dimana ruang hijau dihadirkan sebagai jalur hijau
disepanjang jalur pejalan kaki, area peristirahatan pejalan kaki, dan area
peristirahatan pengguna sepeda.
Kriteria desain yang digunakan dalam perancangan dihasilkan dari teori dan
analisis yang komprehensif terkait jalur konektivitas di kawasan TOD, jalur pejalan
kaki yang walkable, jalur sepeda yang aman dan nyaman, dan menciptakan ?image
of the city? pada suatu tempat. Terdapat tiga jenis tempat peristirahatan yang
diterapkan pada area perancangan yaitu pocket park, plaza sementara, dan parklet.
Ruang-ruang public tersebut dapat meningkatkan aktivitas yang interkoneksi di
dalam kawasan. Penggunaan dan implementasi ruang public tersebut ditentukan
oleh ketersediaan ruang pada area perancangan. Keanekaragaman jenis tumbuhan
yang diterapkan pada area perancangan dikategorikan berdasarkan kegunaannya.
Tanaman-tanaman tersebut dikategorikan menjadi tanaman sebagai elemen
estetika, tanaman sebagai elemen peneduh, tanaman sebagai pembatas pandang,
tanaman untuk peredam kebisingan, tanaman sebagai pengarah jalan, tanaman
sebagai penutup tanah, dan tanaman sebagai penyerap polusi udara. Tanaman
tersebut ditempatkan sesuai dengan kagunaannya. Selain itu, terdapat beberapa
teknologi lanskap seperti pencahayaan alami, sumber energi ramah lingkungan,
ventilasi silang, rain garden, grey water system, dan tanaman sebagai cover façade
alami diterapkan pada bangunannya.
Kawasan TOD Stasiun Bandung ini dirancang untuk menghimbau masyarakat agar
tidak menggunakan kendaraan pribadi dan menghindari penggunaan angkot.
Desain pada tesis ini juga diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk
berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan transportasi umum sehingga dapat
mengurangi polusi udara dan lalu lintas padat di daerah perkotaan, membawa
lingkungan yang lebih sehat untuk ditinggali dan meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat.