DETAIL DOCUMENT
Kepemimpinan Ester Menurut Kitab Ester Dan Relevansinya Bagi Karya Pastoral Gereja
Total View This Week27
Institusion
INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO
Author
DJAGO, Gaudens Kandidus Marsiano
Subject
BR Christianity 
Datestamp
2020-10-23 03:53:19 
Abstract :
Tujuan utama penulisan skripsi ini yaitu menganalisis pandangan Kitab Ester tentang kepemimpinan (secara khusus dalam perjalanan dan tindakan-tindakan Esther) dan melihat relevansinya bagi karya pastoral Gereja. Untuk memenuhi tujuan tersebut, penulisan skripsi ini menggunakan jenis penelitian pustaka, yang diterapkan dengan metode analisis data sekunder. Metode ini dipusatkan pada pembacaan berbagai literatur yang relevan dengan tema dan judul yang dipilih. Sumber utama adalah Kitab Suci, terutama Kitab Ester, dan berbagai kitab lain yang harus dirujuk dalam pembahasan. Juga diolah literatur-literatur eksegetis baik yang membahas Kitab Ester secara khusus dan Perjanjian Lama secara umum. Pendalaman pun mencakup literatur tentang karya pastoral Gereja (secara garis besar) untuk menemukan relevansinya dengan konsep kepemimpinan yang diartikulasikan Kitab Ester. Berdasarkan pendalaman tersebut, dapat dikumpulkan sejumlah pokok pikiran penting dalam kaitan dengan Kitab Ester. Penelusuran latar belakang menunjukkan bahwa kitab ini tidak menyajikan kisah yang meyakinkan secara historis. Baik penulis, tanggal penulisan, maupun historisitas dari Kitab Ester tidak bisa benar-benar dipastikan. Selain itu, kitab ini juga kontroversial karena tidak menyebut nama Yahweh sama sekali, juga hampir semua unsur dan gestur religius yang lain. Meskipun demikian, hal itu tidak dengan sendirinya mengikis nilai dan kontribusi Kitab Ester bagi pengembangan hidup yang baik. Kitab ini menyuguhkan tema penyelenggaraan Allah secara tersamar untuk menekankan pentingnya partisipasi dan kebebasan manusia dalam menentukan nasib mereka. Beberapa ciri literer dalam kitab ini menunjukkan kaitan dengan literatur kebijaksanaan. Kisah dalam Kitab Ester, selain menjadi pendasaran bagi perayaan Purim, juga menawarkan nilai-nilai universal tentang cara menjalani hidup yang baik. Ia menghadirkan penerapan ajaran kebijaksanaan bangsa Israel, yang secara khusus menolong mereka untuk tetap selamat dalam situasi sulit di tanah asing. Dari sekian banyak unsur kebijaksanaan di dalam Kitab Ester, kepemimpinan memang tidak muncul sebagai konsep yang mandiri dan terpisah dari yang lain. Namun, kualitas ini mengemuka dalam perjuangan dan tindakan-tindakan Ester serta tokoh-tokoh lain, baik secara negatif maupun positif. Bagaimana pun juga, kitab ini berkutat dengan figur-figur yang memegang otoritas dan tanggung jawab atas orang lain. Baik Haman, Ester, maupun Mordekai dengan cara masing-masing naik ke tangga kekuasaan. Tingkah laku mereka dan cara mereka memanfaatkan kepercayaan yang diterima menunjukkan mana karakteristik kepemimpinan yang baik dan mana yang bukan. Penelusuran atas penggalan yang menampilkan konflik utama dalam Kitab ini (bab 3, 4, 5, 7, 8) menghasilkan sejumlah karakteristik penting kepemimpinan, yakni: a. penghindaran terhadap egoisme dan manipulasi kekuasaan (dengan kata lain altruisme dan keberanian mengorbankan nyawa bagi orang yang dipimpin); b. keberanian untuk ditegur dan dikritik; c. pertumbuhan yang dinamis, yang secara khusus ditampilkan oleh Ester, yang berubah dari gadis taat penurut menjadi pengambil inisiatif dan pengguna otoritas secara efektif; d. kepemimpinan di atas dasar ketaatan yang produktif; dan e. keberpihakan terhadap orang kecil, orang teraniaya, yang menjadi“korban”di dalam hidup bersama. Teladan Ester memiliki relevansi dan bisa diaplikasikan secara nyata dalam karya pastoral, terutama bagi mereka yang dipanggil secara khusus untuk menjadi pemimpin di dalam Gereja. Dewasa ini, dunia, masyarakat, dan secara khusus Gereja berhadapan dengan rupa-rupa problem konkret yang berakar pada penyelewengan amanat kepemimpinan. Banyak orang yang diserahi tanggung jawab untuk memimpin menggunakannya untuk memperkaya dan memuaskan diri, tanpa mempedulikan dampak destruktif yang ditimbulkannya terhadap orang lain. Ini nyata baik di luar maupun di dalam Gereja. Kenyataan ini pada gilirannya menurunkan kepercayaan umat pada para pemimpin Gereja, yang juga menimbulkan bias terhadap communio Gereja secara keseluruhan. Teladan-teladan kepemimpinan dari Kitab Ester bisa menjadi inspirasi bagi kiat-kiat praktis demi meningkatkan kualitas karya pastoral. Diantaranya adalah kesediaan untuk mendasarkan pola kepemimpinan pada kedekatan dengan Kristus Sang Gembala Agung, melalui hidup doa dan keakraban dengan Kitab Suci, khususnya Injil. Perlu pula diperhatikan dinamisme dan pertumbuhan sesuai dengan amanat Injil dan dalam kesadaran akan situasi dunia yang selalu berubah. Pada akhirnya kepemimpinan dalam Gereja harus memberi perhatian khusus bagi mereka yang tertindas. Secara konkret hal ini bisa diwujudnyatakan melalui advokasi terhadap korban ketidakadilan, terutama dalam kaitan dengan sistem opresif, dan konsolidasi umat basis yang berorientasi pembebasan. 
Institution Info

INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO