Institusion
INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO
Author
BANUSU, Kristoforus Emanuel
Subject
BF Psychology
Datestamp
2020-11-07 03:39:49
Abstract :
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk (1) mengkaji dan menjelaskan teori
emosi positif Martin Seligman, (2) memberi penjelasan tentang keluarga Kristiani
dewasa ini, (3) melihat atau membaca peran emosi positif Martin Seligman dalam
kehidupan keluarga Kristiani dewasa ini, dan (4) memenuhi salah satu syarat
meraih gelar Sarjana (S1) Filsafat pada Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero.
2020.
Latar belakang penulisan skripsi ini adalah fakta ketidakharmonisan dalam
kehidupan rumah tangga keluarga kristiani. Banyak keluarga kristiani yang tidak
mengalami kebahagiaan, sering terlibat dalam percekcokan, pertengkaran dan
bahkan ada yang sampai pada tingkat perceraian. Ada banyak faktor yang
menyebabkan ketidakharmonisan semacam ini dan salah satunya ialah
ketidakmampuan anggota keluarga mengolah emosi sehingga mereka sering kali
menunjukkan emosi-emosi negatif yang berpotensi meruntuhkan bahtera rumah
tangga. Sebagai jalan keluar dari permasalahan semacam ini, penulis
merekomendasikan penerapan emosi positif Martin Seligman.
Metode yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif.
Metode deskriptif bertujuan untuk menjelaskan secara terperinci fakta-fakta sosial.
Objek kajian skripsi ini adalah fakta-fakta ketidakharmonisan kehidupan keluarga
Kristiani. Dalam mengumpulkan fakta-fakta, penulis menggunakan teknik analisis
data sekunder. Penulis, berusaha mencari, membaca, dan menganalisis buku-buku,
journal, berita, dan tulisan-tulisan lainnya yang berhubungan dengan tema ini, baik
yang ditulis oleh Martin Seligman maupun oleh para penulis lain sejauh
berhubungan dengan tema yang digarap.
Berdasarkan hasil kajian, disimpulkan bahwa emosi positif Martin
Seligman berperan penting dalam mencapai keharmonisan dan kebahagiaan
keluarga Kristiani. Ditemukan bahwa penerapan emosi positif berbanding lurus
dengan kebahagiaan dan keharmonisan keluarga. Semakin sebuah keluarga
menerapkan emosi positif, semakin besar kebahagiaan dan keharmonisan keluarga
tersebut. Semakin rendah tingkat penerapan emosi positif, semakin rendah pula
tingkat kebahagiaan dan keharmonisan keluarga bersangkutan. Disimpulkan pula
bahwa emosi positif Martin Seligman sangat membantu keluarga Kristiani dalam
mewujudkan tujuan-tujuannya.
Keluarga Kristiani memiliki dua tujuan utama, yakni membangun
kebahagiaan dan kesejahteraan serta menjamin kelangsungan generasi. Tujuantujuan
lain yang menyertai kedua tujuan utama ini ialah misalnya tujuan yang
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dan membangun relasi sosial yang sehat
dengan masyarakat luas. Dalam mencapai tujuan-tujuan ini, keluarga Kristiani perlu berusaha menerapkan emosi-emosi positif sebagaimana yang telah dicetuskan
oleh Martin Seligman.
Martin Seligman membagi emosi positif ke dalam tiga kelompok
berdasarkan urutan waktu. Pertama, emosi positif yang berkaitan dengan masa lalu,
yang mencakup gratitude (rasa syukur) dan forgiveness (memaafkan). Kedua,
emosi positif yang berkaitan dengan masa kini, yang mencakup flow (keterlibatan
penuh) dan mindfulness (pemberian perhatian, tidak menghakimi). Ketiga, emosi
positif yang berkaitan dengan masa depan, yang mencakup optimism (optimisme)
dan hope (harapan).
Rasa syukur dan memaafkan menjadi penting bukan untuk mempengaruhi
peristiwa yang telah terjadi di masa lalu, tetapi terutama untuk memperindah dan
mempercantik masa depan. Flow dan mindfulness penting untuk menjaga
kebahagiaan, keharmonisan dan keutuhan keluarga pada masa sekarang.
Optimisme dan harapan penting agar keluarga kristiani memiliki keberanian untuk
menatap dan merencarakan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dan masa
kini.
Oleh karena itu di bagian paling akhir skripsi ini penulis mengajukan sebuah
jalan keluar terpenting untuk meningkatkan keharmonisan dan kebahagiaan
keluarga kristiani, yaitu dengan menerapkan emosi-emosi positif dalam kehidupan
setiap hari. Dalam penerapan emosi-emosi tersebut, semua anggota keluarga harus
dilibatkan. Ayah, ibu dan anak-anak memiliki tanggung jawab penuh untuk
merealisasikan tujuan kehidupan keluarga dan oleh karena itu semua mereka
berkewajiban untuk menerapkan emosi-emosi positif dalam keakraban
kekeluargaan mereka setiap hari