Abstract :
Penelitian ini bertujuan untuk (1) memahami ritus Gren Mahe pada
Masyarakat Dungan Tana Ai, (2) mengetahui makna eskatologis, (3) mengetahui
makna eskatologis di balik ritus Gren Mahe pada Masyarakat Dungan Tana Ai.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatifkuantitatif.
Objek yang diteliti adalah makna eskatologis di balik ritus Gren Mahe
pada masyarakat Dungan Tana Ai. Wujud data dalam penelitian ini berupa
sumber data primer dan skunder dari hasil wawancara dengan para pemangku
adat, tokoh masyarakat, Badan Pemerintah Desa (BPD) Timu Tawa dan
masyarakat Dungan. Penulis juga menggunakan buku-buku refrensi yang
berhubungan dengan ritus Gren Mahe. Berdasarkan analisis atas data yang
dikumpulkan, maka diperoleh hasil bahwa ritus Gren Mahe sesungguhnya
memiliki makna eskatologis sebagaimana dikonsepkan dalam ajaran Gereja
Katolik. Makna eskatologi di balik ritus Gren Mahe dapat dicermati dengan
melihat unsur-unsur eskatologi Katolik seperti kematian, pengadilan terakhir, api
penyucian, kebangkitan, neraka dan surga. Paralesasi dan perbandingan antara
unsur-unsur dalam ritus Gren Mahe dan makna eskatologi Katolik akan
menghantar kita pada titik temu di mana terdapat persamaan yang jelas antara
keduanya. Sejak masuknya Gereja Katolik di Dungan, pemahaman masyarakat
tentang Gren Mahe perlahan-lahan diubah. Gereja melalui sejumlah pendekatan
pastoral mengajak umat untuk meningkatkan iman dengan melihat makna
terdalam di balik ritus Gren Mahe. Dengan demikian, ritus Gren Mahe mengantar
iman masyarakat Dungan untuk percaya terhadap konsep hidup setelah kematian
atau eskatologis. Selain itu, ritus Gren Mahe diyakini masyarakat Dungan sebagai
serana komunikasi dengan Wujud Tertinggi (Tuhan) melalui perantaraan
paraleluhur yang telah meninggal. Kesatuan dengan para leluhur adalah jalan
untuk meretas relasi dengan Wujud Tertinggi (Tuhan) yang transenden dan
melampaui kehidupan manusia. Oleh karena itu, ritus Gren Mahe patut mendapat
perhatian serius dari seluruh masyarakat Dungan dan Gereja agar mampu
membawa pemahaman yang tepat bagi umat dalam pengembangan imannya
kepada Wujud Tertinggi (Tuhan).