Toleransi dan Klaim Kebenaran Agama Menurut Nurcholish Madjid
Total View This Week17
Total View This Week17
Institusion
INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO
Author
SIGO, Andreas Abraham
Subject
BL Religion
Datestamp
2020-11-09 01:04:18
Abstract :
Toleransi dan klaim kebenaran agama di tengah problem pluralisme dan tuntutan kebebasan beragama merupakan persoalan yang rumit. Setiap umat beragama dalam keteguan komitmen dan loyalitas terhadap kebenaran agamanya sendiri dituntut untuk menghormati klaim kebenaran agama lain sebagaimana agamanya sendiri. Artinya, di samping menghayati dan menyakini kebenaran agamanya sendiri, semua umat beragama juga diharuskan memberikan pengakuan secara aktif terhadap kebenaran agama lain sebagaimana pengakuan atas eksistensi agama sendiri. Selain itu, semua umat beragama juga dituntut untuk tidak boleh memaksakan seseorang untuk mengakui kebenaran dalam agama tertentu dan pemaksaan dalam beragama. Singkatnya, di tenggah pluralisme dan tuntutan kebebasan beragama, terjadi ketegangan antara klaim kebenaran agama di satu pihak dan tuntutan toleransi di pihak lain. Dalam menyikapi ketegangan tersebut, Nurcholish membangun sebuah logika toleransi sebagai sikap saling pengertian dan penghargaan yang mengandung logika titik-titik temu bukan berlandaskan sikap saling membiarkan guna membangun keterbukaan antarumat beragama. Selain itu juga, Madjid menekankan supaya semua umat beragama harus menyadari bahwa pelaksanaan toleransi terhadap agama lain harus disadari sebagai sebuah tanggung jawab dan kewajiban melaksanakan ajaran agama di tengah pluralitas agama. Dengan tuntutan keterbukaan dan kelapangan menerima klaim kebenaran agama lain, semua orang akan menyadari bahwa pluralisme agama terjadi karena kehendak dan aturan yang berasal dari Tuhan. Maka, semua umat beragama pun akan saling menerima dan terbuka untuk berdialog bersama.
Toleransi dan klaim kebenaran agama di tengah problem pluralisme dan tuntutan kebebasan beragama merupakan persoalan yang rumit. Setiap umat beragama dalam keteguan komitmen dan loyalitas terhadap kebenaran agamanya sendiri dituntut untuk menghormati klaim kebenaran agama lain sebagaimana agamanya sendiri. Artinya, di samping menghayati dan menyakini kebenaran agamanya sendiri, semua umat beragama juga diharuskan memberikan pengakuan secara aktif terhadap kebenaran agama lain sebagaimana pengakuan atas eksistensi agama sendiri. Selain itu, semua umat beragama juga dituntut untuk tidak boleh memaksakan seseorang untuk mengakui kebenaran dalam agama tertentu dan pemaksaan dalam beragama. Singkatnya, di tenggah pluralisme dan tuntutan kebebasan beragama, terjadi ketegangan antara klaim kebenaran agama di satu pihak dan tuntutan toleransi di pihak lain. Dalam menyikapi ketegangan tersebut, Nurcholish membangun sebuah logika toleransi sebagai sikap saling pengertian dan penghargaan yang mengandung logika titik-titik temu bukan berlandaskan sikap saling membiarkan guna membangun keterbukaan antarumat beragama. Selain itu juga, Madjid menekankan supaya semua umat beragama harus menyadari bahwa pelaksanaan toleransi terhadap agama lain harus disadari sebagai sebuah tanggung jawab dan kewajiban melaksanakan ajaran agama di tengah pluralitas agama. Dengan tuntutan keterbukaan dan kelapangan menerima klaim kebenaran agama lain, semua orang akan menyadari bahwa pluralisme agama terjadi karena kehendak dan aturan yang berasal dari Tuhan. Maka, semua umat beragama pun akan saling menerima dan terbuka untuk berdialog bersama.
Download
book
BibTex
Latex, Jabref
cloud_download
Original Resource
url resource Institution
