Abstract :
Skripsi ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kritik Slavoj Žižek
terhadap ideologi neoliberalisme, (2) menjelaskan konsep subjek politik radikal
menurut Slavoj Žižek, dan (3) memenuhi salah satu syarat akademis yang mesti
dilakukan untuk menyelesaikan Pendidikan Strata Satu Filsafat di Sekolah Tinggi
Filsafat Katolik Ledalero.
Metode yang dipakai dalam proses penulisan skripsi ini adalah studi
kepustakaan. Penulis membaca buku-buku Slavoj Žižek tentang kritik terhadap
ideologi neoliberalisme dan subjek politik radikal. Neoliberalisme memiliki empat
kredo yang paling mendasar yaitu pertumbuhan ekonomi yang stabil, pasar bebas,
globalisasi ekonomi dan privatisasi ekonomi. Salah satu filsuf yang konsisten
mengeritik ideologi neoliberalisme adalah Slavoj Žižek. Menurut Žižek, kebijakan
neoliberalisme membawa malapetaka bagi masyarakat global dengan pelbagai
akibatnya, antara lain: menghancurkan keanekaragaman hayati, mencederai
prinsip demokrasi, mengeksploitasi kekayaan alam melalui fantasi perdagangan
bebas, menciptakan kesenjangan ekonomi antara negara maju dan negara
berkembang serta menjadi dalang pandemi Covid-19 yang menghantam seluruh
bidang kehidupan manusia pada saat ini.
Berhadapan dengan dampak kebijakan neoliberalisme ini, Žižek
memproposalkan kehadiran subjek politik radikal. Tindakan subjek radikal
mampu memutuskan tatanan Simbolik lama (neoliberalisme) dan menjemput
tatanan Simbolik yang baru. Lebih lanjut menurut Žižek, selain kekurangan yang
ada pada subjek untuk merumuskan tatanan Simbolik yang baru, dalam tatanan
Simbolik juga terdapat keterpecahan melalui kontradiksi, rasa trauma dan
ketidakmungkinan mengeliminasi subjek yang selalu punya rasa kurang
ontologisnya dalam dirinya. Neoliberalisme sebagai sebuah tatanan Simbolik (The
Big Other) dalam formasi pemikiran Žižek mengalami inkonsistensi dalam setiap
kebijakannya. Kebijakan neoliberalisme dalam dirinya sendiri mereproduksi
krisis. Kehancuran neoliberalisme tidak disebabkan oleh revolusi subjek, tetapi
karena keterpecahan dalam kebijakan neoliberalisme. Pelbagai krisis yang
menyerang ekonomi global pada tahun 2008 dan pandemi Covid-19 memberikan
signal kehancuran neoliberalisme.
Berhadapan dengan fenomena kehancuran neoliberalisme ini, Žižek
menganjurkan pertobatan ideologis dengan menerapkan kebijakan komunisme
gaya baru sebagai opsi solutif untuk menata ekonomi dunia. Menurut Žižek,
komunisme baru menekankan solidaritas global dalam menangani masalah global
dan menguatkan kembali peran negara sebagai fasilitator untuk menyokong
ekonomi nasional. Komunisme menjadi “angin segar†untuk menciptakan
kehidupan yang bermartabat dan menghargai budaya kehidupan.