DETAIL DOCUMENT
Filosofi Tmeoup On Ate, Tah On Usif: Meneropong Etos Kerja Atoinmeto’ Dari Perspektif Ensiklik Laborem Exercens
Total View This Week28
Institusion
INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO
Author
BANI, Florianus Efrem
Subject
BR Christianity 
Datestamp
2020-10-21 03:40:22 
Abstract :
Kerja pada dasarnya merupakan kegiatan khas yang melekat pada manusia. Melalui kerja, manusia mengekspresikan diri dan keberadaannya sekaligus menjadi tolak ukur penting bagi manusia dalam menilai hidup dan kesuksesannya. Akan tetapi, dewasa ini kerja tidak lagi dipandang sebagai sebuah aktus yang melekat pada diri manusia. Situasi kurangnya penghargaan terhadap kerja manusia yang terjadi saat ini, menuntut perhatian bersama semua pihak. Masalah-masalah pokok mengenai kerja manusia perlu dicari dan dikaji guna membangun harapan-harapan baru hidup manusia yang lebih baik. Sebagai bagian dari upaya ini, penulis berusaha menganalisis kerja manusia berdasarkan nilai-nilai moral Atoinmeto’ yang termaktub dalam filosofi: tmeoup on ate, tah on usif (bekerja seperti hamba, makan seperti raja). Menganalisis kerja manusia berdasarkan nilai-nilai moral Atoinmeto’, adalah suatu usaha untuk melihat bagaimana pandangan tersebut memengaruhi bentuk, cara-cara, dan tindakan dalam proses pembangunan manusianya. Sebagai seorang mahasiswa pascasarjana bidang kajian Teologi Kontekstual, penulis berusaha untuk mengkaji dan memahami pandangan Atoinmeto’ tersebut dalam bingkai Ajaran Sosial Gereja secara khusus Ensiklik Laborem Exercens untuk memahami nilai dan makna dari kerja manusia. Penelitian ini berusaha menyoroti makna dan nilai kerja dalam pandangan Atoinmeto’ dan pandangan Gereja dalam Ensiklik Laborem Exercens untuk melihat sejauh mana kedua pandangan tersebut dapat disatukan sekaligus mencari makna konstruktif dan destruktif dari kerja manusia. Penelitian ini difokuskan pada etos kerja Atoinmeto’ yang terangkum dalam filosofi tmeoup on ate, tah on usif. Sebagai usaha untuk melakukan penelitian ini secara mendalam, maka penulis berusaha untuk melihat filosofi ini dalam konteks bidang pertanian tradisional lahan kering yang menjadi sumber penghasilan bagi sebagian besar masyarakat Atoinmeto’. Penelitian ini dibuat di wilayah daratan pulau Timor dengan subyek penelitiannya adalah masyarakat yang berlatar belakang budaya Dawan (Atoinmeto’) yang mendiami wilayah Bitefa, Kecamatan Miomafo Timur-Kabupaten Timor Tengah Utara. Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode observasi dan wawancara. Wawancara dibuat dengan mendekati orang-orang yang telah dipilih atau ditentukan sebelumnya untuk menggali informasi seputar pokok penelitian yang dikaji oleh penulis. Sebelum membuat penelitian ini, penulis telah lebih dahulu membuat studi kepustakaan sebagai landasan teoritis dari tema yang hendak diteliti. Asumsi penulis ketika membuat penelitian ini, berangkat dari pemahaman sepintas mengenai kenyataan hidup masa kini di tengah perkembangan zaman dengan kebutuhan-kebutuhan manusia yang lebih luas dan rumit serta cenderung mengarah pada pola hidup instan dan konsumtif. Penulis melihat kecendrungan ini juga secara umum telah menjadi tantangan bagi Atoinmeto’ yang bisa melunturkan pemaknaan terhadap nilai filosofi tmeoup on ate, tah on usif sebagai sebuah etos kerja. Berdasarkan hasil penelitian lapangan dan studi kepustakaan, dapat disimpulkan bahwa: Pertama; Filosofi tmeoup on ate, tah on usif mengandung sebuah nasihat yang berbunyi: “bekerjalah seperti hamba supaya dapat makan seperti raja”. Ungkapan ini tidak saja berlaku dalam proses mengolah pertanian lahan kering tetapi juga dalam setiap aktivitas sosial lainnya. Sebagai etos kerja, filosofi ini tampil menjadi wejangan kepada generasi muda sekaligus sebagai motivasi bagi setiap pribadi Atoinmeto’ untuk membuat konstruksi sosio-budaya. Kedua; Laborem Exercens mengangkat keprihatinan terhadap masalah-masalah sosial seputar industrialisasi di masanya dengan refleksi mendalam tentang kerja manual. Yohanes Paulus II melalui Ensiklik Laborem Exercens ingin menegaskan kembali relasi organik dengan semua tradisi pengajaran dan prakarsa-prakarsa yang sudah ada, dengan kembali menyingkap keyakinan pribadi bahwa kerja adalah kunci masalah, bahkan kunci hakiki dari semua masalah sosial. Sebagai pribadi, manusia harus mampu bertindak secara terencana dan rasional sebagai subyek sehingga mampu mengambil keputusan tentang dirinya dan perwujudan dirinya. Ensiklik Laborem Exercens berusaha untuk membangun kembali kesadaran manusia tentang makna kerja sebagai kewajiban dan ekspresi kebebasan dari setiap pribadi sekaligus mempertahankan posisi manusia sebagai subyek kerja dan tujuan dari kerja itu sendiri. Ketiga; Etos kerja Atoinmeto’ dan pandangan Gereja tentang kerja dalam Ensiklik Laborem Exercens pada dasarnya memiliki karakteristiknya masing-masing. Dalam arti bahwa keduanya menghayati kemanusiaan yang sama dengan cara yang berbeda dan meresapi keber-Tuhan-nannya secara berbeda pula. Sekalipun demikian, sikap positif tentang kerja yang ditonjolkan oleh kedua pandangan ini dapat diterima. Kesamaan kedua pandangan ini terletak pada pandangan tentang kerja sebagai sebuah tingkah laku manusia sebagai pribadi yang memiliki mart 
Institution Info

INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO