DETAIL DOCUMENT
Peran Rumah Adat Mbaru Gendang Bagi Masyarakat Lentang-Manggarai Dalam Perbandingan Dengan Konsep Gereja Sebagai Communio Serta Implikasinya Terhadap Karya Pastoral Gereja
Total View This Week35
Institusion
INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO
Author
AGUNG, Iwantinus
Subject
BR Christianity 
Datestamp
2020-10-21 04:14:46 
Abstract :
Penelitian ini bertujuan untuk (1) membandingkan peran rumah adat mbaru gendang bagi masyarakat Lentang-Manggarai dengan konsep Gereja sebagai communio, (2) mendeskripsikan masyarakat Lentang-Manggarai, (3) mendeskripsikan ritus-ritus di dalam mbaru gendang dilaksanakan, (4) mendalami makna-makna yang berada di balik ritus-ritus yang dibuat di mbaru gendang, (5) menjelaskan konsep Gereja sebagai communion, dan (6) menunjukkan implikasi peran rumah adat mbaru gendang terhadap karya pastoral Gereja. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian lapangan (observasi partisipatif dan wawancara) dan metode studi kepustakaan (library research). Objek yang diteliti adalah wujud fisik kebudayaan dalam bentuk rumah adat mbaru gendang sebagai simbol kebudayaan masyarakat Lentang-Manggarai dan Gereja sebagai simbol kehidupan keagamaan. Sumber data utama dalam penelitian adalah informasi-informasi atau gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh para informan. Sumber data sekunder diperoleh dari buku-buku dan artikel ilmiah. Prosedur pengumpulan data yang dipakai adalah sebagai berikut: pertama, peneliti membuat rencana wawancara dan disampaikan kepada beberapa informan kunci maupun informan sekunder untuk menjelaskan program penelitian yang akan dilakukan, sekaligus mengonfirmasi kesediaan mereka untuk diwawancarai dan dijadikan sebagai informan dalam penelitian ini; kedua, peneliti menyediakan sejumlah pertanyaan wawancara untuk ditanyakan pada para informan untuk mendapatkan gambaran yang utuh dan mendalam tentang tema. Berdasarkan hasil kajian-penelitian disimpulkan bahwa rumah adat mbaru gendang memiliki peran penting bagi kehidupan masyarakat Lentang dalam segala segi. Dari segi sosio-antropologis misalnya mempererat kesatuan sosial, kekerabatan, pendidikan, ekonomi, dan politik tradisional. Begitu pula halnya dengan kehidupan keagamaan masyarakat menjadi lebih tampak. Kehidupan masyarakat selalu berhubungan dengan alam semesta. Masyarakat selalu berpikir secara menyeluruh bahwa antara manusia, alam dunia, roh-roh, para leluhur, dan Wujud Tertinggi tidak terpisah, dan berada dalam kesatuan total. Secara konkret hal ini nyata dalam relasi yang dibentuk masyarakat. Masyarakat memiliki relasi persekutuan (communio) dengan Allah, para leluhur, dan dengan sesama/antar warga. Dalam communio tersebut selalu ada momen rekonsiliasi sehingga relasi itu selalu terjalin baik. Di samping itu, masyarakat melihat alam sebagai ciptaan yang juga memiliki nilai dalam dirinya sendiri dan memberi hidup bagi manusia. Kesatuan relasi ini merupakan bentuk pengungkapan iman serentak sebagai sumber moralitas masyarakat. Masyarakat dipacu untuk hidup berdasarkan norma-norma budaya dan agama yang senantiasa membawa mereka pada kehidupan yang baik dan bermartabat. 
Institution Info

INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO