Abstract :
Penelitian ini dilatar belakangi oleh slogan ‘A Bad News is A Good News’ yang selama ini masih dianut oleh media. Rancangan penelitian ini secara umum adalah untuk menjawab masalah dan mencapai tujuan dengan mengevaluasi bagaimana perspektif masyarakat terhadap slogan jurnalistik ‘A Bad News is A Good News’ dengan mengambil konteks berita di Tv one dan Metro tv pada tanggal 2 Februari 2017 – 29 Februari 2017. Sedangkan masyarakat yang akan menjadi subjek penelitian ialah masyarakat di Grudo RW 1 RT 5 dan 6 Kecamatan Tegalsari Kelurahan Dr.Soetomo. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif deskriptif, dengan metode wawancara mendalam terhadap 10 informan di antaranya 5 orang berpendidikan SMA dan 5 orang berpendidikan S1, dimana peneliti melakukan wawancara mendalam secara tatap muka dengan informan untuk menggali informasi dari khalayak. Dengan mengambil responden yang berpendidikan minimal SMA diharapkan, responden dapat memberikan tanggapan yang relevan sesuai dengan pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan, 60% masyarakat Grudo RT 5 dan 6 RW 1 Kecamatan Tegalsari Keluruhan Dr. Soetomo setuju dengan slogan ‘A Bad News is A Good News’ yang selama ini masih dianut berbagai media, sedangkan 40% tidak setuju dengan slogan ‘A Bad News is A Good News’ . Kecenderungan masyarakat lebih suka mengikuti berita buruk karena dari berita buruk tersebut masyarakat dapat mengambil nilai positif. Nilai positifnya yaitu berita tersebut dapat menjadi alat kontrol sosial bagi masyarakat. Terbukti, jika 100% dari responden setuju jika ‘Good News is A Good News too’. Secara garis besar seluruh responden berperspektif, baik atau buruk berita tetap harus mengacu pada kualitas berita yaitu: Melaporkan fakta mutakhir, berimbang , akurat dalam menyebut fakta, fair, mematuhi kode etik jurnalistik, mempertimbangkan aspek pendidikan public.