PENINGKATAN KELARUTAN DAN LAJU DISOLUSI GLIBENKLAMID DENGAN KOFORMER PIPERAZIN MELALUI METODE KOKRISTALISASI (SOLVENT EVAPORATION)
Total View This Week0
Total View This Week0
Institusion
UNIVERSITAS BAKTI TUNAS HUSADA
Author
RAMADHANIA, ROSIANA
Subject
S1-Skripsi Farmasi
Datestamp
2020-04-09 03:15:33
Abstract :
Glibenklamid merupakan senyawa obat golongan sulfonilurea yang digunakan sebagai antidiabetik oral dan memiliki kelarutan yang buruk dalam air, dimana glibenklamid diklasifikasikan sebagai obat BCS Kelas II yang memiliki permeabilitas baik namun kelarutan yang rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pembentukan kokristal glibenklamid (GLB) dengan piperazin (PPZ) terhadap kelarutan dan laju disolusi glibenklamid. Kokristal GLB-PPZ dibuat menggunakan metode solvent evaporation dengan perbandingan mol GLBPPZ 1:1, 1:2, dan 2:1 dengan menggunakan pelarut metanol. Padatan yang dihasilkan kemudian dikarakterisasi menggunakan HSM, DSC, FT-IR dan PXRD. Uji kelarutan dan uji disolusi dilakukan dalam media air dan dapar fosfat pH 8. Berdasarkan hasil karakterisasi GLB dan PPZ dengan perbandingan 1:1, dan 1:2 terbentuk kokristal dilihat pada DSC terdapat titik leleh baru dan pada PXRD terdapat puncak baru. Hasil kelarutan dan laju disolusi kokristal 1:1, 1:2, dan 2:1 memiliki kelarutan dan disolusi yang lebih tinggi daripada glibenklamid murni. Kata Kunci : Glibenklamid, kokristal, solvent evaporation
Glibenklamid merupakan senyawa obat golongan sulfonilurea yang digunakan sebagai antidiabetik oral dan memiliki kelarutan yang buruk dalam air, dimana glibenklamid diklasifikasikan sebagai obat BCS Kelas II yang memiliki permeabilitas baik namun kelarutan yang rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pembentukan kokristal glibenklamid (GLB) dengan piperazin (PPZ) terhadap kelarutan dan laju disolusi glibenklamid. Kokristal GLB-PPZ dibuat menggunakan metode solvent evaporation dengan perbandingan mol GLBPPZ 1:1, 1:2, dan 2:1 dengan menggunakan pelarut metanol. Padatan yang dihasilkan kemudian dikarakterisasi menggunakan HSM, DSC, FT-IR dan PXRD. Uji kelarutan dan uji disolusi dilakukan dalam media air dan dapar fosfat pH 8. Berdasarkan hasil karakterisasi GLB dan PPZ dengan perbandingan 1:1, dan 1:2 terbentuk kokristal dilihat pada DSC terdapat titik leleh baru dan pada PXRD terdapat puncak baru. Hasil kelarutan dan laju disolusi kokristal 1:1, 1:2, dan 2:1 memiliki kelarutan dan disolusi yang lebih tinggi daripada glibenklamid murni. Kata Kunci : Glibenklamid, kokristal, solvent evaporation
Download
book
BibTex
Latex, Jabref
cloud_download
Original Resource
url resource Institution
