Abstract :
Layaknya mengintip waktu lampau, karya foto dokumenter seperti gambaran nyata bagaimana peristiwa atau kejadian itu pernah terekam oleh kamera yang lahir dari bidikan fotografer. Pada dasarnya sifat fotojurnalistik dapat membuat masyarakat melihat kembali rekam imaji peristiwa yang telah terjadi. Seperti karya foto Abriansyah Liberto dengan judul “Tinjau Titik Api†yang meraih penghargaan dalam kategori People In The News dalam ajang lomba foto bergengsi tahunan Anugerah Pewarta Foto Indonesia tahun 2016. Foto itu merekam peristiwa kebakaran lahan hutan yang terjadi di Desa Geronggong, Kecamatan Pedamaran Timur, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan yang ditinjau oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jendral Pol Badrodin Haiti. Namun di foto “Tinjau Titik Api†terekam raut wajah Joko Widodo dan tertunduknya kepala Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Kapolri Badrodin Haiti. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti memunculkan pertanyaan apa makna pesan dari foto “Tinjau Titik Api†karya Abriansyah Liberto peraih Anugerah Pewarta Foto Indonesia kategori People In The News tahun 2016 ? untuk menjawab pertanyaan itu, peneliti mengungkap makna denotasi, konotasi, dan mitos menurut Roland Bhartes yang ada dalam foto karya Abriansyah Liberto. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Peneliti membatasi penelitian ini hanya kepada foto dan teks foto. Hal ini dilakukan agar lebih fokus.Diperoleh dari data yang dikaji dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes, diperoleh beberapa hasil, yaitu makna denotasi yang memberikan gambaran suasana pasca terbakarnya lahan. Analisis makna konotasi, menggambarkan kegagalan kepala negara untuk menjaga, melestarikan alam dan foto “Tinjau Titik Api†sebagai peringatan agar tidak lagi ada kebakaran lahan hutan di Indonesia.
Kata Kunci: Semiotik Roland Bhartes, Foto Jurnalistik, Anugerah Pewarta Foto Indonesia