Abstract :
Fotografi jurnalistik saat ini mulai menjadi primadona bagi masyarakat fotografi, baik dari pelaku atau penikmat fotografi berbondong-bondong mengenal foto jurnalistik lebih dalam. Orisinalitas foto, fakta, kode etik, serta cara bertutur atau story telling melalui foto menjadi poin-poin yang menarik untuk di diskusikan. Banyak peristiwa penting dan fenomena di dunia yang direkam dengan baik oleh para pewarta, salah satunya Samuel Aranda. Fotografer spesialis daerah konflik yang bekerja pada New York Times tersebut, berhasil merekam momen haru salah satu pejuang revolusi Yaman, Fatima al-Qaws saat menemukan Zayed (anaknya) terbaring koma di camp kesehatan Sanaa. Foto karya Samuel Aranda menggambarkan kasih sayang seorang Ibu kepada anaknya yang menjadi korban konflik saat badai revolusi Arab yang dikenal sebagai Arab Spring menghantam Yaman. Dari hasil penelitian ini, dapat dibuktikan bahwa foto jurnalistik tak sekadar foto yang merekam peristiwa dengan keasliannya, tapi juga pesan-pesan yang terkandung didalamnya.
KATA KUNCI
Humanisme, Semiotika, Roland Bhartes, World Press Photo, Samuel Aranda