Institusion
STKIP PGRI Sidoarjo
Author
Anwar, Ahmad Hakiki Khoirul
Subject
LB Theory and practice of education
Datestamp
2023-07-03 04:34:39
Abstract :
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan penalaran matematis
siswa dalam penyelesaian soal cerita. Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif. Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah tes
kemampuan matematika, tes penalaran matematis, dan pedoman wawancara.
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 3 subjek yang diambil dari
siswa kelas VIII T/U SMP UBQ Nurul Islam Mojokerto dipilih melalui tes
kemampuan matematika yang dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu tinggi,
sedang, dan rendah dengan didasari pertimbangan dari guru yaitu memilih siswasiswa yang komunikatif dan bersedia bekerjasama untuk membantu mencapai
tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu tes dan
wawancara. Selanjutnya analisis seluruh data dilakukan dengan langkah-langkah
yaitu tahap reduksi data, tahap penyajian data, dan tahap penarikan kesimpulan.
Adapun hasil penelitian untuk menganalis kemampuan penalaran matematis siswa
dalam menyelesaikan soal cerita nonrutin materi SPLDV dan Bangun Ruang,
antara lain: (1) Siswa dengan kemampuan matematika tinggi dapat menyusun dan
merencanakan proses penyelesaian, mampu menggunakan pola dan hubungan
untuk menganalisa situasi matematis, mampu menyusun argumen yang valid
secara tepat juga dapat membuat kesimpulan dari jawaban yang didapatkan untuk
memastikan kebenaran jawabannya. (2) Siswa dengan kemampuan matematika
sedang dapat merencanakan proses penyelesaian, menggunakan pola dan
hubungan untuk menganalisa situasi matematis pada penyesaian soal cerita yang
telah dikerjakan. Dalam mengerjakan soal tingkat tinggi peserta didik tidak
mampu menyusun pendapat yang dari soal, dan tidak dapat menarik kesimpulan.
(3) Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat mampu menggunakan
pola dan hubungan untuk menganalisa situasi matematis. Pada soal tingkat tinggi
peserta didik tidak mampu merencanakan proses penyelesaian, tidak mampu
menyusun argumen yang valid secara tepat. Peserta didik juga dapat membuat
kesimpulan dari jawaban yang didapatkan pada soal tingkat rendah.